JAKARTA- Pengamat politik dan ahli filsafat Rocky Gerung tidak ada lagi ruang bagi orang-orang yang sedang berselisih pendapat terkait konteks pengeroyokan Ade Armando saat aksi demo 11 April lalu.
Hal tersebut diungkapkan Rocky Gerung dalam acara bincang-bincang dengan Jurnalis Senior Hersubeno Arif di kanal Youtube Rocky Gerung Official, Kamis (14 April 2024).
Baca Juga: Rocky Gerung Berpotensi Menang di Pilgub Sulut
Rocky Gerung mengatakan, doktrin ‘NKRI Harga Mati’ dapat membuat orang mati.
Pasalnya, disebutkan oleh Rocky bahwa saat ini tidak ada ruang untuk berselisih secara akademis yang presisi dan konseptual.
“Semua orang bisa mati karena doktrin itu, ‘NKRI Harga Mati’. Tidak ada ruang untuk berselisih secara akademik, presisi dan konseptual,” kata Rocky Gerung.
Bahkan Rocky menyebut, saat ini perselisihan pendapat dari kelompok satu dengan kelompok lain akan dianggap sebagai musuh.
Angggapan demikian sudah sampai pada titik ketika mereka adalah musuh, harus dibabat habis.
Baca Juga: Hasto Puji Rocky Gerung soal 'Bajingan Tolol' dan Ajak Jumhur-Syahganda Jadi Kader PDIP
“Seolah-olah mengangap orang yang berbeda dengan mereka adalah musuh yang harus dibabat habis,” ujar Rocky.
Didasarkan dari peristiwa dan kondisi tersebut, Rocky menyebut negara sedang dalam keadaan terbelah.
“Selama presiden tetap terlihat sebagai orang opportunis, selama itu bangsa ini terbelah. Tapi presiden tidak paham apa yang namanya terbelah,” tegas Rocky.
Rocky pun mengungapkan kesalahan dalam peristiwa dan kondisi politik saat ini berletak di lingkungan Presiden Jokowi sendiri.
Baca Juga: PDIP Cabut Laporan "Bajingan Tolol", Rocky Gerung: Lebih Baik Telat daripada Dungu
“Kita selalu mengasih tahu, lingkungan di sekitar presiden lah yang bersalah, ikut bersalah,” ujar Rocky.
Rocky menyayangkan tidak ada social scientist atau humanis perpektif yang mengajarkan pada presiden cara-cara untuk menghadapi konflik dan bagaimana mengucapkan kalimat yang teduh.
“Yang ada di sekitar Presiden adalah para pembuat proposal bisnis,” sindir Rocky.dem
Editor : Redaksi