Diprediksi, Cuma 4 Startup Unicorn yang Bertahan di Indonesia

realita.co
Ilustrasi start up.

JAKARTA- Satu per satu usaha rintisan alias start up di tanah air, melakukan PHK. Ini sinyal mengkhawatirkan. Target pemerintahan Jokowi lahirkan 25 unicorn, sulit terwujud.

Melansir Inilah, Pakar ekonomi digital, Herus Sutadi, Jumat (27/5/2022), mengemukakan kekhawatirannya itu.

Baca juga: Zenius Gulung Tikar

“Sehingga target 25 unicorn dari pemerintahan saat ini, sudah tidak mudah lagi. Saya melihat, ini bukan pecahnya gelembung, tapi gelembung mulai bocor,” ungkap Heru.

Sekedar mengingatkan, Presiden Jokowi memimpinkan adanya 25 perusahaan rintisan yang punya aset minimal US$1 miliar alias unicorn. Untuk saat ini baru ada 5 yakni GoTo, Bukalapak, Traveloka, OVO, dan J&T Express.

Baca juga: Restoran Burger Carl's Jr Terakhir Beroperasi di Indonesia pada 31 Desember 2023

Masih kata Heru, dalam 1 atau dua tahun ke depan, apabila tidak ada start-up yang survive atau menjadi unicorn, maka bisnis start-up semakin berat.

“Maka start-up level menengah, siap-siap rontok. Sehingga, gelombang PHK di industri start-up dalam skala besar maupun kecil, akan sering kita jumpai,” tuturnya.

Baca juga: PLN Gelar Startup Day, Dorong Inovasi dan Pengembangan Usaha Produktif Era Digital

Heru menegaskan, terjun ke bisnis start-up harus siapkan dana besar. Lantaran, tahap awal harus bakar duit. Demi meraup anggota dalam julah besar. Ke depan, dia meyakini hanya 3-4 start up yang menjadi pemain utama di masing-masing sektor.

“Paling hanya 3-4 pemain utama. Sektor transportasi online, ya Gojek dan Grab. Sektor pembayaran digital ya Gopay, Ovo, lagi merangsek pasar shopeepay. Begitu juga e-commerce. Pemain baru di bidang yang sama akan berat kecuali keuangnnya kuat atau ada solusi layanan baru yang berbeda,” tuturnya.ini

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru