PMK di Ponorogo Diklaim Aneh, Bangkai Sapi Diotopsi

realita.co
Salah satu tukang jagal saat membuka isi perut sapi guna mempermudah proses otopsi tim BBVet Wates Yogyakarta.

PONOROGO (Realita)- Semakin mengganasnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Ponorogo, membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat kelimpungan. 

Hal ini dipicu rendahnya angka kesembuhan sapi terjangkit, dan meningginya angka kematian hewan terjangkit. Terlebih, ditemukannya fenomena baru berupa matinya sapi setelah sembuh.  

Baca juga: 3 Orang Meninggal karena Antraks di Gunun Kidul

" Ada fenomena tidak sekedar virus di Pudak ini,   ketika pada proses penyembuhan, sapi sudah mau makan, tiba-tiba mati," kata Bupati Sugiri Sancoko, Kamis (23/06/2022). 

Baca juga: DKPP Kota Madiun Pastikan Hewan Kurban Aman Dari PMK

Untuk mengungkap hal itu, pihaknya pun mendatangkan tim Balai Besar Venteriner (BBVet) Wates Yogyakarta, untuk melakukan otopsi terhadap bangkai sapi perah milik peternak di Dukuh Toro Desa Pudak Kulo Kecamatan Pudak, yang merupakan kecematan terbanyak kasus sapi mati akibat PMK.  Sampel otopsi pada organ Sapi ini pun dikirim ke Laboratorium Surabaya untuk diteliti. 

" Yang melakukan  otopsi dokter hewan, kita ingin tahu apa yang terjadi makanya sampel kita kirim ke laboratorium untuk diteliti. Hasilnya baru keluar seminggu kemudian," ungkapnya. 

Baca juga: Pengawasan Hewan Kurban di Kota Cilegon Diperketat

Sekedar informasi, sesuai data di Dinas Komunikasi Informatika (Diskominfo) Ponorogo, jumlah sapi terjangkit per tanggal 22 Juni 2022 mencapai 7.130 ekor, dengan 191 mati dan 306 potong paksa, serta 38 ekor sembuh. znl

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru