MALANG (Realita)- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur gelar Rapat Koordinasi dan Focus Group Discussion Persiapan Sensus Pertanian 2023 Kabupaten/Kota se-Jawa Timur. Kegiatan ini dilaksanakan di Malang, Kamis-Minggu (21-24/7/2022).
Dengan tema "Mencatat Pertanian Indonesia Untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani", kegiatan yang dihadiri semua pihak terkait ini dibuka oleh Kepala BPS Margo Yuwono di Hotel Harris Malang, Jumat (22/7/2022).
Baca juga: Meninggal Akibat Kecelakaan Lalu Lintas, BPJS-TK Santuni Siswa PSHT Ponorogo Ini
Dalam sambutannya Margo mengatakan, Sensus Petani 2023 ini dinamai ST2023. Diharapkan ST2023 nanti terkonsolidasi dari data di kementerian terkait.
Tujuan dari Sensus Pertanian ini adalah untuk menyediakan data struktur pertanian, terutama untuk unit administrasi terkecil, menyediakan data yang digunakan sebagai tolok ukur statistik pertanian saat ini, menyediakan kerangka sampel untuk survei pertanian lanjutan.
"Tujuan dari survei ini untuk memotret perubahan struktur pertanian Indonesia dalam 10 tahun terakhir. Selain itu juga menyediakan kerangka sampel bagi survei-survei yang akan dilaksanakan di antara dua sensus untuk mengumpulkan statistik pertanian yang lebih rinci, serta menyediakan data yang digunakan sebagai benchmark dan rekonsiliasi statistik pertanian yang ada," terangnya.
Margo mengatakan, ada beberapa hal yang bisa dimanfaatkan dari hasil sensus pertanian nantinya, seperti menghasilkan enam informasi strategis terkait data petani. Pertama, untuk data demografi petani, bisa didapatkan secara by name by address yang nantinya digunakan untuk melihat kondisi petani.
“Kemudian struktur demografi petani, karena kita sudah melihat bahwa kondisi data yang ada petani kita sudah usia lanjut,” lanjutnya.
Dan hasil lain yang bisa didapatkan adalah terkait dengan penggunaan lahan pertanian, informasi geospasial statistik, produksi komoditas pertanian, dan juga terkait dengan bagaimana sektor pertanian mengadopsi teknologi terbaru.
Baca juga: Beli Rumah Pakai BPJS Ketenagakerjaan, Begini Caranya!
Dari hasil sensus nantinya Margo berharap pemerintah bisa memanfaatkannya dalam menyusun kebijakan terkait dengan pertanian dan dapat digunakan untuk melakukan reformasi di bidang subsidi pupuk agar tidak salah sasaran.
“Harapannya data sensus pertanian bisa digunakan untuk melakukan reformasi di bidang subsidi pupuk supaya targetingnya bisa jelas,” ungkapnya.
Data ini juga dinilai dapat digunakan sebagai perbaikan tata kelola basis data pertanian. Sebab, menurutnya, saat ini data pertanian ada di mana-mana, sehingga hasil sensus ini akan digunakan sebagai momentum untuk konsolidasi data pertanian. Hasil sensus juga untuk mengetahui konversi lahan pertanian dalam 10 tahun terakhir.
“Kita juga melihat bagaimana laju konversi lahan selama 10 tahun terakhir tinggal nanti berbagai upaya pencegahannya bisa dilakukan,” kata Margo.
Baca juga: BPJS Kesehatan Serahkan Penanganan Perusahaan Penunggak Iuran ke Kejaksaan
Selain itu, hal penting lain yang dapat menjadi rujukan pemerintah adalah data petani milenial dan modernisasi di sektor pertanian, terutama perihal adopsi teknologi.
“Kita ingin tahu sekarang ini terkait dengan petani milenial, di era sekarang seperti apa, dan juga bagaimana modernisasi di sektor pertanian. Terutama dalam adopsi teknologi atau smart farming 4.0 yang menjadi harapan pemerintah, dan agar kegiatan pertanian semakin modern dan menghasilkan nilai tambah yang tinggi,” imbuh Margo.
Sementara itu Kepala BPS Jawa Timur, Dadang Hardiwan, menambahkan, dari rancangan kegiatan ST2023, tahun 2022 ini digunakan untuk persiapan, lalu tahun 2023 untuk pelaksanaan lapangan, dan tahun 2024 untuk diseminasi atau publisitas hasil survei.
Dadang menambahkan, untuk kegiatan tahap persiapan di tahun 2022 ini telah dilakukan dua kali. Yang pertama pada April lalu, terus ini yang kedua, dan akan disusul kegiatan tahap persiapan yang ketiga pada September mendatang.gan
Editor : Redaksi