JAKARTA- Polisi sebenarnya sudah tahu pelaku pembunuh Brigadir Joshua. Pasalnya, kasus itu sejatinya cukup mudah untuk diusut.
Untuk diketahui, Brigadir Joshua tewas di rumah dinas mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.
Baca juga: Sambo Ngaku Perintahkan Eliezer Hajar Yosua, Bukan Menembak
Polisi menyebut, Brigadir Joshua tewas dalam baku tembak dengan Bharada E yang dipicu pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo.
Demikian pandangan mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI Laksaman TNI (Purn) Soleman B Ponto dalam video yang diunggah di kanal kanal Youtube Corry Official pada Rabu (20/7/2022).
Alasannya adalah, karena segala hal yang berhubungan dengan kasus kematian Brigadir Joshua itu sudah jelas.
Polisi pun juga bisa dengan sangat mudah mendapatkan informasi dan keterangan dari pihak-pihak yang bersangkutan.
“Dari situ sebenarnya sudah bisa ketemu (pelaku pembunuh Brigadir Joshua),” tuturnya, sebagaimana dikutip PojokSatu.id, Senin (25/7/2022).
Kalau memang sudah tahu pelaku pembunuhan, kenapa polisi masih belum juga mengungkapnya ke publik?
“Kayaknya polisi lagi menghitung-hitung. Siapa yang dirugikan atau siapa yang merasa rugi,” terangnya.
Akan tetapi, Soleman mengingatkan bahwa kasus kematian Brigadir Joshua itu sudah menjadi sorotan publik.
Baca juga: Pendeta Gilibert Bela Putri Candrawathi, Ayah Brigadir J Marah
Menurutnya, yang diinginkan publik saat ini adalah keterbukaan dan profesionalisme Polri dalam mengusut kasus itu.
Salah satunya adalah mengumumkan pelaku pembunuhan Brigadir Joshua secara terbuka.
Bagi Soleman, siapapun pelakunya, sama sekali tidak akan merugikan Polri secara kelembagaan.
Meski jika nantinya pelaku pembunuhan itu adalah anggota Polri sekalipun.
“Polri tidak akan pernah rugi atau runtuh namanya. Meskipun pembunuhnya itu adalah polisi sendiri,” ujarnya.
Baca juga: Bharada E Yakin Sambo yang Tembak Yosua Terakhir
“Walaupun mungkin juga petinggi polisi. Polri tidak akan pernah runtuh,” tegas Soleman.
Ia meyakini, publik sampai saat ini masih mempercayai Polri sebagai salah satu lembaga penegak hukum.
Karena itu, sambungnya, sejatinya sangat tidak perlu Polri berlama-lama menghitung-hitung.
“Karena semakin lama menghitung, maka akan semakin kelihatan cover up-nya,” ungkapnya.
“Sekali berbohong, akan terjadi pembohongan-pembohongan selanjutnya untuk menutupi kebohongan. Kan, itu ilmunya dari polisi,” tandas Soleman.ok
Editor : Redaksi