Senergi Disperdagkum-KemenKop UKM, Kembangkan Potensi Serai Wangi dan Jahe Merah

realita.co
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, dan Deputi Bidang Usaha Mikro, Kementerian koperasi dan UKM Edy Satriya, saat melakukan penanaman simbolis tanaman serai wangi.

PONOROGO (Realita)- Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro (Disperdagkum) Ponorogo eksis berupaya dalam peningkatan kesejahtraan UKM khususnya sektor pertanian. Hal ini terbukti dengan sinergi bersama Kementrian Koperasi UKM dan produsen besar PT Bintang 7 untuk mengembangkan komoditi Serai Wangi dan Jahe Merah mulai digalakkan di Kabupaten Ponorogo. 

 

Baca juga: Cawali Madiun Maidi Komitmen Majukan UMKM

Kecamatan Pulung dipilih menjadi pilot project program yang memiliki peluang besar di pasaran tanah air ini. Tak tanggung-tanggung 65 hektar lahan ladang yang diampu Perhutani dan dikelola warga, dipilih untuk pengembangan komoditi ini. 

 

" 65 hektar lahan petani disiapkan acara ini. Artinya untuk memproduksi 2 jahe merah dan sera wangi," ujar kepala Deputi Bidang Usaha Mikro, Kementerian koperasi dan UKM, Edy Satriya, Rabu (24/8/2022). 

Baca juga: Aplikasi Baru Bikinan China Ancam UMKM Indonesia

Edy mengungkapkan, tak hanya melakukan pengembangan komoditi Serai Wangi dan Jahe Merah. Para petani tak perlu gusar terkait fluktuasi harga. Pasalnya, PT Bintang 7 akan menjadi pengepul hasil produksi pertanian Serai Wangi dan Jahe Merah milik petani. Hal ini dikuatkan dengan MOU yang sudah terjalin hari ini. 

 

" Kalau harganya tinggi petani tetap dibayar dengan harga yang sepakati. Jika harga rendah tetap dibeli lebih tinggi dipasaran . Ini adalah bisnis to bisnis. Simbisosi mutialisne. Dibeli Rp 60 ribu tadi saya dengar. Itu harga penyulingan atau mentah belum tahu saya," ungkap Edy. 

Baca juga: 3,5 Tahun Pimpin Ponorogo, Ini Capaian Rilis

Sementara itu, Plt Kepala Disperdagkum Ponorogo Sumarno mengatakan, fasilitasi para petani yang juga bersinergi dengan UKM sektor pertanian akan menguatkan konsistensi program ini. Hal ini berbeda dengan pengembangan komoditi Porang yang saat ini tengah lesu akibat anjlok harganya di pasaran. 

"Jadi untuk alat penyulingan yaitu mesin Destilasi kita sudah ada. Itu bekas mesin penyulingan minyak kayu putih. Nah saat ini yang kita fasilitasi ada 200 petani yang ikut program ini. Program ini sementara untuk petani yang berbatasan dengan hutan. Harapan kami dapat meningkatkan kesejahtraan petani. Dimana biasanya petani itu tidak ada jaminan soal harga. Saat ini sudah ada jaminan soal harga, jadi tidak terpengaruh Fluktuasi harga di pasaran," pungkasnya. znl

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru