Sambangi 260 Warga Talun di Pengungsian, Bupati Ponorogo Bakal Relokasi Hunian

realita.co
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko saat menjenguk ratusan pengungsi warga Talun.

PONOROGO (Realita)- Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko langsung meluncur ke Desa Talun Kecamatan Ngebel usai mendapat laporan Gunung Banyon longsor dan mengancam rumah warga. 

Dengan didampingi Wakil Bupati (Wabup) Lisdyarita, Kang Giri menyambangi 260 warga dari 3 RT di Dukuh Krajan Desa Talun, yang mengungsi di 3 lokasi bebeda. Kedatangan Bupati Giri pun disambut tangis warga yang mengungsi, kepada Sugiri para pengungsi ini meminta tolong nasib hunian mereka yang kini terancam amblas menyusul longsornya lereng gunung Banyon. 

Baca juga: Banjir Protes, Jalan One Way Ponorogo Diubah, Dishub: Tetap Satu Arah

Mendengar keluhan pengungsi dan ketakutan warga akan longsoran Gunung Banyon, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko berencana akan melakukan relokasi hunian penduduk di 3 RT Dukuh Krajan terdampak longsor ini. Pihaknya tengah berkordinasi dengan Pemerintah Desa (Pemdes) Talun untuk menyediakan tanah kas desa yang bisa digunakan sebagai hunian baru 260 jiwa ini. 

" Memang harus ada upaya mengantisipasi dan pencegahan sesuatu yang tidak diingikan, untuk itu kita pikirkan untuk relokasi, karena saya sudah pengalaman dua kali ini disini terjadi retak dan longsor, lokasi itu memang tidak aman untuk hunian. Jadi harus ada kesadaran bersama, kami sudah bicara bersama mbah lurah Talun, Pak Dandim , dan Bu Wabup, ada tanah kas desa yang barang kali aman, untuk hunian warga," ujarnya, Selasa (25/10/2022).

Sugiri mengaku, langkah ini untuk menciptakan rasa aman dan tenag bagi warga 3 RT. Terlebih kondisi cuaca saat ini masih besar berpotensi memicu longsor susulan, mengingat retakan di atas mahkota longsor kini bertambah besar. 

" Agar tenang, apalagi situasi begini masih ada hujan lebat. Biarkan hunian itu menjadi lahan perkebunan dan pertanian. Tidak ada jiwanya, karena jiwanya ada di bawah, biar aman, putranya aman tidurnya aman dan tidak lagi gelisah dengan Gunung Banyon," ungkapnya.

Terkait kebutuan logistik baik berupa selimut, makanan, hingga susu formula bagi pengungsi akan dicukupi oleh Pemerintah Daerah (Pemda), kendat demikian pihaknya mempersilahkan bagi masyarakat yang ingin membantu. 

Baca juga: Dampak Cuaca Ekstrem, Dua Desa di Ponorogo Terendam Banjir

"Kebutuhan logistik di pengungsian cukup lah, karena pemerintah hadir semua hadir, kalau masyarakat mau membantu silahkan membantu. Untuk penerangan sudah dirapatkan, kami juga sudah memberitahukan ke PLN Madiun, ini sudah ada perbaikan dibawah secepatnya lampu akan menyala mohon bersabar sebentar," tambahnya. 

Sementara itu, salah satu pengungsi di SDN 1 Talu, Siti Aminah (38) mengaku takut bila harus kembali ke rumahnya, pasalnya jarak rumahnya dari lereng yang longsor hanya 30 meter, terlebih tibing yang retak dipuncak longsoran masih berpotensi longsor. Bersama dua anaknya yang masih balita, warga RT 3 RW 2 Dukuh Krajan ini sendiri sudah sejak Sabtu, (22/10/2022) kemarin mengungsi lantaran takut terjadi longsoran.

"Takut, sudah gak mau pulang. Disini (pengungsian) lebih aman. Tebing yang atas itu sewaktu-waktu bisa longsor," akunya.

Terkait rencana relokasi yang diutarakan Bupati Sugiri, ia mengaku setuju dan ingin segera pindah ke lokasi baru yang lebih aman. Pasalnya, selama ini setiap hujan datang ia dan keluarga selalu dihantui ketakutan longsoran Gunung Banyon. 

Baca juga: Cegah Banjir, Legislator Jatim Minta Sungai di Situbondo Rutin Dikeruk

"Sangat setuju, takut kalau harus kembali lagi ke rumah. Apalagi saya punya anak-anak kecil ini. Selama ini kalau hujan tidur tidak tenang, ada suara gemuruh langsung lari ketakutan. Kalau bisa secepatnya kami direlokasi agar tenang," pungkasnya. 

Diketahui sebelumnya, sebanyak 260 warga 3 RT di Dukuh Krajan Desa Talun Kecamatan Ngebel, yakni 142 warga, 82 warga  RT 2, dan 42 warga  RT 1 mengungsi ke tempat yang lebih aman pada, Sabtu (22/10/2022). Hal ini menyusul longsornya lereng Gunung Banyon akibat hujan yang terjadi selama sepekan terakhir di wilayah ini. 

Lokasi permukiman warga yang hanya berjarak beberapa meter dari bibir longsoran membuat warga panik, dan semburat lari keluar rumah. Sejumlah akses jalan di dukuh ini kini tertutup matrial longsor. adv/znl

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru