Soal Arema, Menpora: Bukan Ranah Saya

realita.co
Zainudin Amali.

JAKARTA - Menpora Zainudin Amali menanggapi potensi bubarnya Arema FC. Singo Edan baru-baru mewacanakan hal itu usai mendapat banyak tekanan imbas Tragedi Kanjuruhan.

Komite Disiplin (Komdis) PSSI menghukum Arema larangan bermain di Malang dan harus menjalani laga kandang usiran dengan jarak 250 kilometer dari homebase mereka. Masalahnya Arema ditolak dimana-mana saat menunjuk beberapa venue untuk dijadikan tempat laga kandang usiran.

Baca juga: Fokus di PSSI, Zainudin Amali Mundur dari Jabatan Menpora

 

Sejauh ini sudah ada dua laga kandang Arema yang tak bisa digelar karena penolakan ini. Yakni laga kandang melawan Borneo FC dan Bali United.

Selain itu, mereka juga mendapatkan tekanan internal dari suporternya sendiri. Aremania menggelar demonstrasi di depan Kantor Arema, yang berujung kericuhan, Minggu (29/1/2023).

Menanggapi hal itu, Amali turut memberikan tanggapannya. Meski hanya sebatas opini pribadi karena pemerintah tak bisa ikut campur terlalu jauh urusan sepakbola.

Baca juga: Menpora dan Ratu Tisha Jabat Waketum PSSI

"Oh tidak tahu. Itu di luar ranah saya. Harapan saya semua klub yang ada, yang eksis silakan main," kata Amali kepada wartawan.

"Polisi sudah bertindak tegas, 107 orang ditangkap (kasus Tragedi Kanjuruhan). Kami mendukung langkah-langkah kepolisian menegakkan aturan supaya siapapun yang berniat membuat kerusuhan ditangani oleh aturan hukum yang ada," ujarnya menambahkan.

Setelah Tragedi Kanjuruhan, masalah anarkisme suporter masih saja terjadi di sepakbola Indonesia. Yakni insiden pelemparan ke bus Persis Solo yang dilakukan oleh oknum suporter Persita Tangerang.

Baca juga: Perhelatan F1 Powerboat di Danau Toba, Menparekraf Dorong UMKM Lokal

Usai Tragedi Kanjuruhan, pemerintah menghentikan sementara kegiatan sepakbola. Terkait hal ini, Amali masih meyakini hal itu belum akan mengganggu izin kompetisi sepakbola Indonesia.

"Kejadian di Tangerang juga langsung ditangani (pelemparan ke bus Persis Solo). Yang mengganggunya kami suruh kejar. Jangan mengorbankan klub," tutur Amali.

"Jangan karena ada orang mengganggu itu, kemudian kompetisi dihentikan. Tidak boleh. Pengganggunya yang kami cari dan kami hukum," ucapnya.ik

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru