Baca juga: Gantikan Giri 2 Bulan, Pjs Bupati Ponorogo Lanjutkan Program Prioritas
PONOROGO (Realita)- Kabupaten Ponorogo diprediksi surplus beras tahun ini. Pasalnya, pada hasil gabah pada musim panen raya pertama tahun ini mengalami kenaikan signifikan.
Dari data di Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispertahankan) Ponorogo tercatat, hasil gabah kering petani (GKP) dalam panen raya periode Maret-April mencapai 175.242 ton, dari luas lahan 28.265 hektar. Capaian produksi gabah panen petani ini diprediksi tertinggi tahun ini.
" Perkiraan hasil panennya 175.242 ton gabah kering panen, dari lahan seluas 28.265 hektare," ujar Kepala Dispertahankan Ponorogo Masun, Jumat (17/03/2023).
Masun menambahkan, bila dibandingkan hasil panen tahun 2022 yang mencapai 459.157 ton GBP. Hasil panen raya tahun ini mencapai 38,6 persen. Sementara untuk hasil panen raya kedua periode Juli-Agustus mencapai 25-30 persen, dan hasil panen raya ketiga periode November-Desember mencapai 10-15 persen.
Baca juga: Ingatkan Netralitas Jelang Pilkada, Pjs Bupati Ponorogo: ASN Jangan Bikin Kelompok Politik
" Itu artinya, total gabah di Ponorogo selama setahun, hampir 40 persennya dihasilkan saat puncak panen pertama seperti saat ini," ungkapnya.
Disinggung terkait harga gabah ditengah musim panen raya saat ini, Masun mengaku masih terbilang cukup tinggi. Pasalnya, saat ini harga gabah kering giling (GKG) mencapai Rp 6.200 per kilogramnya.
" Hal itu diketahui setelah kami melakukan kordinasi dengan Bulog Ponorogo," akunya.
Baca juga: Sugiri Cuti 2 Bulan, Pemprov Jatim Tunjuk Joko Irianto Jadi Pjs Bupati Ponorogo
Masun menduga tingginya harga gabah ini akibat krisi pangan internasional. Sehingga Indonesia yang menjadi salah satu negara pangan terbesar ikut terkena imbasnya.
" Ini sebuah faktor anomali, harga tetap naik padahal sudah panen raya," pungkasnya.znl
Editor : Redaksi