LABUAN BAJO MABAR (Realita)- Pemerintah daerah kabupaten (pemda) Manggarai barat provinsi NTT diminta untuk memperhatikan akses jalan menuju desa Waka dan Pong kolong kecamatan pacar yang sejak lama sudah rusak parah, bahkan kondisinya saat ini sulit dilewati kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
Permintaan itu disampaikan dua kepala desa di bagian selatan kecamatan Pacar yang wilayahnya berada di jalur itu yakni kepala desa Waka Dominikus Natar dan kepala desa Pong kolong Leksianus Jemadi.
Baca juga: Akibat Aktivitas Kendaraan Bertonase Lebihi Batas, Jalan Desa Lubuk Saung Rusak Parah
Hal itu mereka sampaikan saat bincang-bincang di kantor desa Pong kolong bersama sejumlah tokoh masyarakat dan perangkat desa Pong kolong, usai wartawan Media ini bersama Danramil 1612-08 Masang pacar Lettu Inf. Simon Halek melintas di jalur itu untuk memantau kondisi jalan yang selama ini paling sering dikeluhkan warga setempat, Rabu (16/06/2021).
Pantauan media ini, jalan berstatus jalan kabupaten yang merupakan akses utama ke dua desa tersebut masih pengerasan (telford). Masyarakat setempat mengatakan itu adalah telford program PNPM beberapa tahun lalu.
Kerusakan terpantau terjadi di banyak titik sepanjang jalur tersebut. Batu yang dulunya tersusun rapi kini terlihat bergeser ke luar dari badan jalan hingga tanah terkikis air hujan dan mengakibatkan badan jalan tenggelam.
Kondisi ini mempersulit mobilitas masyarakat dan memaksa mereka harus memikul barang bawaan mereka hingga puluhan kilo gram beratnya dengan jarak tempuh kiloan meter, sebab kendaraan tidak bisa melewatinya. ditambah topografi di wilayah itu yang cukup sulit.
Padahal jalan tersebut merupakan akses utama yang menghubungkan kecamatan Pacar dan kecamatan Welak.
Namun demikian jalan tersebut seakan luput dari perhatian pemerintah daerah Manggarai barat, daerah yang telah menyandang status sebagai kota Pariwisata super premium itu.
Kurang lebih ada 7 km dari Puing desa Waka hingga sampai di perbatasan desa Pong kolong kecamatan pacar dengan kecamatan welak yang belum aspal dengan titik kerusakan yang tidak sedikit.
Sementara dari Noa desa compang hingga di puing desa waka sudah diaspal beberapa tahun lalu sejauh 1 kilo meter tetapi sudah rusak kembali.
Danramil Masang Pacar Lettu Inf. Simon Halek mengatakan Dirinya merasa sangat prihatin dengan kondisi jalan ke desa Waka dan Pong kolong itu.
Lettu Simon mengatakan dari lima kecamatan wilayah tugasnya, akses jalan ke desa waka dan pong kolong termasuk jalan yang rusak parah dan rawan kecelakaan.
Karena itu Lettu Simon juga meminta agar pemerintah kabupaten Manggarai barat memperhatikan jalan tersebut.
Saking buruknya kondisi jalan yang terjadi sejak lama itu, tidak jarang beberapa peristiwa menyayat hati pernah dialami warga desa Waka.
Baca juga: Gelontoran Rp 52,1 M, Bupati Ponorogo Perbaiki Jalan Pinggiran Tahun Ini
Hal itu disampaikan kepala desa Waka Domi Natar saat media ini kembali mewawancarainya di rumah pribadinya di Puing sepulang dari desa Pong kolong.
Domi mengisahkan, beberapa tahun sebelumnya salah seorang Ibu meninggal dunia usai melahirkan di rumahnya. Ibu hamil itu memilih melahirkan di rumahnya saat itu karena takut bay yang ada dalam kandungannya itu mengalami hal buruk akibat guncangan keras dalam perjalanan jika harus menggunakan mobil ke puskesmas pacar kala itu.
"Ibu itu kemudian meninggal dunia usai melahirkan karena minimnya bantuan. meski ibunya meninggal dunia namun baynya selamat," tutur Domi.
Kisah pilu lainnya juga terjadi, di mana masyarakat yang mengalami sakit dan hendak dibawa ke rumah sakit, terpaksa harus digotong berkilo kilo meter jauhnya hingga sampai di ujung aspal di Puing. Sebab mobil hanya bisa menunggu di situ.
Berbagai kenyataan itu menjadi dasar bagi kepala desa waka dan pong kolong serta masyarakat untuk memperjuangkan kesejahteraan mereka terutama jalan aspal yang mereka dambakan selain Listrik dan kebutuhan lainnya.
Memperjuangkan kesejahteraan dan kebutuhan masyarakat terutama jalan tersebut, bagi kades waka dan pong kolong adalah sebagai bentuk komitmen dalam menyuarakan jeritan warga desa mereka yang selama ini meminta agar jalan tersebut segera dikerjakan dari telford ke lapisan penetrasi (lapen) bahkan masyarakat mendesak agar jalan tersebut dikerjakan menggunakan dana desa (DD).
Kades Waka dan Pong kolong mengaku tidak bisa melakukannya sebab jalan tersebut adalah jalan kabupaten sehingga menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dan apabila dikerjakan menggunakan dana desa maka hal itu mereka akui sebagai tindakan menyalahi aturan yang ada.
Baca juga: Jelang Arus Mudik Lebaran, Walikota Madiun Pastikan Jalan Dalam Kondisi Baik
Karena itu Domi dan Leksi terus berjuang dan meminta agar pemerintah kabupaten Manggarai barat segera mengerjakan jalan tersebut untuk menjawab keluhan dan jeritan warga dua desa itu.
Kuatnya keinginan masyarakat desa Waka dan Pong kolong akan adanya perubahan terutama jalan, kedua kades tersebut bersama tokoh masyarakat mengaku pernah menemui Bupati Manggarai barat di Labuan Bajo pada September 2020 lalu (saat itu masih Bupati Gusti Dula)
Kades Waka Domi Natar mengatakan niat mereka menemui Bupati Dula saat itu adalah untuk meminta secara budaya Manggarai agar pemerintah kabupaten Manggarai barat mengalokasikan anggaran untuk pengerjaan jalan tersebut.
Namun hingga akhir masa jabatannya, Gusti Dula tidak merealisasikan permintaan itu meskipun sempat beredar kabar akan dikerjakan namun hingga saat ini justru tidak ada kejelasan dan dipastikan tidak ada.
Di bawah pemerintahan bupati Edi Endi dan wabup dr. Yulianus Weng, kades waka dan pong kolong serta masyarakat dua desa berharap kembali menaruh harapan mereka agar jalan di desa mereka dapat diperhatikan
Apalagi dengan adanya pinjaman pemkab Manggarai barat bernilai 1 Triliun yang rencananya untuk pengerjaan jalan di wilayah kabupaten Manggarai barat.PaulNabang
Editor : Redaksi