PADANG - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus bergerak meningkatkan kualitas kawasan permukiman kumuh guna mengangkat potensi sumber daya alam wilayah setempat. Di Provinsi Sumatera Barat, program penataan kawasan salah satunya dikerjakan Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR dengan melibatkan peran aktif Pemerintah Daerah dan masyarakat di Kelurahan Batang Arau dan Seberang Palinggam Kota Padang.
Kawasan yang dilintasi Sungai Batang Arau ini mayoritas penduduknya adalah nelayan. Kepadatan dan ketidakberaturan permukiman serta minimnya infrastruktur menyebabkan kawasan ini menyandang predikat kumuh.
Baca juga: Kunjungan Wisman ke Jatim Naik, tapi RLMT Hotel Bintang Turun
“Konsep penataan kawasan disesuaikan dengan fungsi kota sebagai kota tujuan wisata dengan keselarasan lingkungan dan mempertahankan kearifan lokal mulai dari tahap perencanaan hingga pembangunan dengan melibatkan Pemerintah Daerah,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Baca juga: Terdampak MRP, 126 Penambang Gamping Ponorogo Dapat Bantuan
Penataan kawasan kumuh Batang Arau dan Seberang Palinggam mulai dikerjakan Juli 2019 dan telah selesai pada Desember 2019. Saat ini kawasan tersebut menjadi tujuan wisata yang representatif dan ikon kebanggaan wisata di Kota Padang.
Baca juga: Masuk Taman Nasional Komodo, Wisatawan Harus Bayar Rp 3,75 Juta per Kepala
Penanganan Kawasan Batang Arau dan Seberang Palinggam bersumber dari APBN sebesar Rp 14,97 miliar untuk pekerjaan fisik dan Rp 466 juta untuk supervisi. Anggaran tersebut digunakan untuk pembangunan pedestrian jalan utama sepanjang 1,6 km, plat duiker sebanyak 2 unit, jalan lingkungan sepanjang 293,3 meter, lampu taman 120 unit, dan pekerjaan bangku serta tempat sampah. agus
Editor : Redaksi