KEPAKARAN dan keahlian telah mati di negeri ini. Bayangkan saja ada seorang jenius yang Aryanto Misel beberapa kali ditolak hasil risetnya.
Inilah potret buram bangsa yang miskin gagasan dan jago dalam urusan meremehkan karya anak bangsa.
Baca juga: Direktur P3S: Pengangkatan 127 ASN di Minut Sudah Prosedural, Jangan Jadikan Komoditas Politik
Bukan hanya Aryanto yang diremehkan hasil jarya anak bangsa Jakarta Internasuonal Stadium (JIS) diremehkan tak dianggap padahal ini juga hasil karya anak bangsa selain perancang ahli dari Inggris Lupo Happold.
Sangat disayangkan seorang ilmuwan yang jenius seperti Aryanto tak dianggap penemuannya yakni; Nikuba adalah alat pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan.
Penolakan BRIN terhadap ilnuwan tampak ramai di media sosial sesaat setelah diwawancarai televisi. Viral di sosmed, bahwa penemuannya ini adalah yang terbaik sepanjang hidupnya. Apalagi baru-baru ini pihaknya juga sudah melakukan MoU dengan perusahaan otomotif dunia seperti Ferarri.
Terlanjur sakit hati Aryanto pun menolak ajakan BRIN untuk bergabung dengan lembaga riset tanah air.
Saya pikir BRIN ini bukan mencari peneliti handal di Indonesia tapi terkesan menendang para ahli dan orang jenius.
Barangkali kalau Mantan Menristek serta Presiden BJ Habibie masih hidup paling dia akan disepelekan dan tak dianggap sama sekali.
Saya pikir pimpinan di BRIN kelompok manusia angkuh. Bukannnya merangkul ilmuwan seperti Aryanto malahan mereka bak membuang mutiara yamg tersembunyi.
Baca juga: Pemerintahan Prabowo Diminta Tak Pakai Jasa Buzzer dan Influencer
Akibat ditolak bangsa ini, ia juga sakit hati lantaran pemerintah telah mengabaikan dan mengagap temuannya itu sampah bagi lingkungan.
Barangali Aryanto tak dianggap lantaran dari latar belakang bukan keluarga berada. Atau tak punya relasi arau kolega di BRIN.
Saya desak presiden mencoopot Kepala BRIN yang tak punya kemampuan memimpin lembag riset ini.
Yang triliuan yang digelotorkan tapi hasilnya nihil.
Coba dong BRIN ciptakan pesawat, mobil, motor, Televisi dan sebagainya. Jangan hanya menolak orang-orang jenius.
Baca juga: Airlangga Mundur, Pengamat: Jokowi dan Gibran Berpeluang Jadi Ketum jika AD/ART Diubah
Padahal, anggaran BRIN untuk tahun 2023 sebesar Rp6,5 triliun, sekitar 65 persennya digunakan untuk kegiatan dukungan manajemen, seperti pembayaran gaji pegawai, perawatan gedung dan kendaraan dan lain-lain. Sisanya sebesar Rp2,2 triliun atau sebesar 35 persen digunakan untuk kegiatan penelitian.
Tapi realitanya BRIN tak mampu berbuat banyak.
Lebih hebat du era mendiang presiden ke-2 Soeharto yang kala itu menciptakan pesawat Gatot Kaca sampai mobil Timor. Tapi sekarang hanya ada mobil e-Ngibul. Esemka yang dibangga-banggakan ciptaan negeri Tirai Bambu China.
Jerry Massie (Direktur P3S, Peneliti Kebijakan Publik AS)
Editor : Redaksi