KEDIRI- Warga Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, dikejutkan dengan penemuan mayat terbungkus karung yang ditemukan tergeletak di areal persawahan selatan Arca Totok Kerot, Sabtu (8/7/2023).
Warga setempat menyebut bahwa mayat terbungkus karung tersebut sudah ada sejak Kamis (6/7/2023) lalu. Saat itu, warga hanya mengira bungkusan yang menyumbat saluran irigasi tersebut hanyalah berisi sampah.
Warga tersebut adalah Imam Khanafi (45), warga setempat. Ia mengaku mengetahui bungkusan tersebut sekitar pukul 14.00 WIB. Dia lalu mengangkatnya ke atas tanah yang ditanami suket gajah tersebut. “Saya lihat di saluran irigasi sini, lalu saya angkat ke atas terus saya pergi. Saya pikir bukan mayat,” kata Imam Khanafi, Sabtu (8/7/2023).
Setelah itu, Imam kembali melanjutkan pekerjaannya di sawah. Bungkusan itu merurut Imam Khanafi sempat menghambat air yang mengalir di saluran irigasi yang mengalir ke sawahnya yang ia tanami jagung.
Imam mengaku baru mengetahui isi sebenarnya dalam karung yang ia sampai pada Sabtu (8/7/2023) pagi ini. “Saya tahunya baru ini, loh ini yang saya naikkan kemarin, saya begitu. Waktu itu tidak ada bau, saya juga tidak tahu kalau itu mayat. Saya kira sampah,” tandas Imam Khanafi.
Sementara itu Kapolsek Pagu AKP Suharsono mengatakan, hari ini mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh Sapi’i, warga yang sedang merumput. Sapi’i kemudian langsung melaporkan hal ini ke pihak berwajib. “Tadi ditemukan Pak Sapi’i yang sedang merumput tadi,” terang Kapolsek Pagu.
Polsek Pagu sudah memberi garis polisi untuk mencegah warga terus mendekati lokasi penemuan. Warga hanya bisa melihat kaki dari mayat tersebut yang keluarg dari ujung karung yang bolong.
Kaki itu sudah berwarna pucat. Posisi karung tidak jauh dari jalan besar, tepat di pinggir saluran irigasi sawah yang ditanami suket gajah. Baunya mulai menyengat. Warga menduga jasad tersebut adalah perempuan dari kaki yang menyembul keluar tersebut. “Sepertinya perempuan,” kata Sutaji, warga di lokasi kejadian.
Tim Identifikasi Polres Kediri tak sempat membuka karung tersebut dan langsung dievakuasi ke RS Bhayangkara Kediri untuk otopsi dan setelahnya diserahkan ke pihak keluarga.
Mayat tersebut teridentifikasi sebagai Desy Lailatul Khairiyah (20). Polisi menyebut bahwa mayat dalam karung itu adalah korban pembunuhan. Tak cuma polisi, keluarga pun yakin Desy dibunuh.
Ironisnya, keluarga korban menduga dan yakin kuat bahwa pelaku pembunuhan itu adalah ayah kandung Desy sendiri, Suprapto.
Hasil autopsi menyatakan korban tidak benar-benar tewas saat dikurung dalam karung. Korban tewas perlahan saat terendam dalam air di saluran irigasi saat dibuang dalam karung.
Polisi mengungkap kronologi hilangnya korban lewat pernyataan ibu kandung korban, Sulastri.
Kronologi hilangnya korban bermula pada Rabu (5/7/2023), Sulastri, ibu korban, mengaku terakhir bertemu putrinya itu, Rabu (5/7/2023) lalu, saat sang anak pulang di sela istirahat dari tempat kerjanya. Saat itu, Sulastri dan Suprapto akan takziah ke rumah saudara mereka di Blitar. Saat itu Suprapto, datang ke rumah dan mengantar Sulastri, istrinya ke Blitar. Usai mengatarkan, Suprapto lalu kembali lagi ke Ngadiluwih.
Meski suami istri, diketahui keduanya ini tidak tinggal serumah. Sebab, selama ini Suprapto lebih banyak berdomisili di rumah keluarganya yang ada di Blitar. Suprapto hanya sesekali saja mampir ke rumah istrinya di Ngadiluwih. Di rumah Ngadiluwih ini, istrinya tinggal dengan bapaknya, Maryono (75) dan anaknya, Desy.
Sehari setelah mengantarkan Sulastri ke Blitar, Suprapto kemudian menjemput Sulastri. Namun setibanya di rumah Ngadiluwih, Sulastri tidak menemukan keberadaan putrinya, Desy. Ia lantas bertanya kapada Suprapto pada Kamis (6/7/2023) pagi lalu.
Baca juga: Gadis 20 Tahun di Jombang Dihajar Ayah Kandung, Cekcok Gegara Hal Ini
Mendapat pertanyaan ini, Suprapto kemudian menjawab bahwa Desy pergi ke Lamongan untuk mencari pekerjaan. Sulastri pun tak curiga dengan jawaban Suprapto karena selama ini, Desy bekerja di sebuah tempat fotokopi yang ada di desa setempat. “Katanya mencarikan pekerjaan di Lamongan,” kata Sulastri, Minggu (9/7/2023) kemarin.
Pada kamis pagi itu juga, Suprapto kemudian mengemasi baju-baju milik Desy. Suprapto beralasan baju-baju ini diminta Desy untuk dikirim ke Lamongan. Namun sejak saat itu, Suprapto hilang hingga kini. Sedangkan Dessy ditemukan tewas dalam kondisi terbungkus karung pada Kamis siang.
Karena itulah, Sulastri mencurigai pelaku utama kasus pembunuhan itu adalah Suprapto, suaminya yang tak lain ayah kandung Desy.
Bahrodin, selaku paman Desy menyebut jika sebelum ditemukan keponakannya ditemukan tewas, sehari sebelumnya yakni pada Rabu (5/7/2023) malam, dirinya sempat mendengar jeritan korban dari dalam rumah Sulastri. Kebetulan rumahnya dan korban berdampingan. Saat itu, ia mengira Desy bersama ibunya.
Saat mendengar jeritan itu, ia dan Maryono (75), kakek korban, hendak pergi ke pengajian. “Sewaktu saya mau berangkat pengajian, mendengar suara jeritan. Saya pikir korban sedang bersama ibunya. Ternyata, ibunya tidak ada di rumah. Ibunya sedang di Blitar,” beber Bahrodin, Minggu (9/7/2023).
Sepulang dari pengajian, Maryono mengaku tidak mendapati cucunya berada di dalam rumah. Namun dari situ ia masih belum curiga. Kakek dan ibu korban baru menyadari Desy hilang keesokan harinya atau Kamis pagi.
Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Rizkika Atmadha mengatakan kasus penemuan mayat dalam karung ini masih dalam proses penyelidikan. Termasuk melacak jejak pelaku yang diduga telah kabur keluar kota.
Ia juga mengimbau warga dan pihak lain agar tidak berasumsi dan berpendapat tanpa bukti dan fakta. “Saya harap pihak warga, warganet dan masyarakat jangan berpendapat dan berasumsi liar terkait kasus ini, biarkan anggota bekerja mencari fakta, bukti dan keterangan saksi agar segera mengungkap kasus ini,” kata Rizkika.ik
Baca juga: Ayah Mutilasi Putri Kandungnya Sendiri karena Urusan Asmara
Editor : Redaksi