Dituntut 4,5 Tahun Penjara, Liliana Herawati Ngotot Minta Dibebaskan

realita.co
Terdakwa Liliana Herawati

SURABAYA (Realita)- Liliana Herawati terdakwa memberikan keterangan palsu dalam akta autentik dituntut penjara selama 4 tahun 6 bulan mengajukan pledoi atau pembelaan. Dalam nota pledoinya Liliana ngotot tak bersalah dan minta dibebaskan dari segala tuntutan Jaksa.

Pada persidangan, Liliana saat membacakan nota pledoinya mengatakan bahwa dirinya adalah ahli waris Hanshi Nardi sehingga perguruan, yayasan dan perkumpulan PMK Kyokoshinkai adalah milik dia. 

Baca juga: Sidang Keterangan Palsu Akta Otentik, Terdakwa Liliana Herawati Plin Plan

"Dengan kerendahan hati di hadapan majelis hakim, jika memang saya bersalah maka sepatutnya saya dihukum. Toh sudah beberapa bulan ini saya menjalani penahanan," ujar Liliana, di ruang sidang Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Selasa (25/7/2023).

Sementara dalam pembelaan yang dibacakan kuasa hukum Liliana yakni Gregorius menyebutkan jika saksi-saksi yang diajukan Penuntut Umum dalam persidangan adalah saksi-saksi yang tidak melihat sendiri, tidak mendengar dan tidak mengalami sendiri (testimonium de audit).

" Saksi-saksi tersebut tidak dapat menunjukan mana keterangan yang sah dan benar (tidak palsu) sehingga dapat mengatakan Akta No. 8 tanggal 6 Juni 2022 itu tidak sah alias palsu," ujar Gregorius dalam pembelaannya. 

Selain itu lanjutnya, Saksi Erick Sastrodikoro juga tidak dapat dijadikan alat bukti karena mengetahui dari orang lain lagi tentang adanya informasi bahwa Terdakwa menggunakan atau menyuruh orang lain menggunakan Akta Otentik tersebut sebagai dasar pelaporan pidana di Mabes Polri. 

"Oleh karena itu, Dakwaan penuntut Umum harus dianggap tidak didasari oleh adanya saksi-saksi yang sah menurut hukum, sebagaimana dimaksud Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 27PK/PID/2003," ujarnya. 

Baca juga: Ahli Perdata Sebut Pernyataan Liliana Buktikan Mundur Dari Perkumpulan

Lebih lanjut Gregorius mengatakan, berdasarkan Daftar Bukti Pendukung laporan pidana oleh terdakwa di Mabes Polri, terbukti bahwa Akta No. 8 tanggal 6 Juni 2022 tidak ada di dalam daftar tersebut sehingga terbukti bahwa Terdakwa tidak pernah menggunakan atau menyuruh orang lain menggunakan Akta itu;

Baik di dalam bukti surat Notulen Rapat tanggal 7 November 2019 maupun tangkapan layar tanggal 11 November 2019 yang dikirim Terdakwa kepada Erick Sastrodikoro tidak terdapat keterangan pengunduran diri Liliana Herawati (Terdakwa) dari Perkumpulan.

" Bukti Akta No. 16 Tanggal 18 Juni 2020 tidak dapat dipandang sebagai Akta yang memuat keterangan yang Asli dan Benar sebagai Akta yang membuktikan bahwa Akta No. 8 tanggal 6 Juni 2022 sebagai Akta yang memuat keterangan Palsu karena terbukti di dalam persidangan bahwa AKTA No 16 tanggal 18 Juni 2020 sebagai akta yang dibuat secara melawan hukum bertentangan dengan Ketentuan Pasal 13 ayat (4) AD/ART Perkumpulan (Akta 16 terbukti sedang dilaporkan pidana karena diduga sebagai Akta Palsu)," terangnya. 

Baca juga: Sidang Liliana Herawati, Saksi Nyatakan Uang Arisan Sudah Dikembalikan ke Anggota

Dari dalil-dalil yang dikemukakan pihak Terdakwa Liliana dalam pembelaannya tersebut, mereka meminta agar majelis hakim membebaskan Terdakwa dari segala tuntutan Jaksa atau majelis hakim memberikan putusan yang seadil-adilnya pada Terdakwa.

Terpisah, Yunus Haryanto Ketua Dewan Guru menyayangkan pernyataan Liliana dalam pembelaan yang masih saja berbohong terus tanpa malu.

"Hanshi Nardi tidak menikah, tidak punya anak dan tidak mengangkat anak, yang setelah meninggal 6 tahun kemudian baru ada perkumpulan, bagaimana dapat mewariskan perkumpulan. Kemungkinan sudah sakit kejiwaannya karena serakah," ujarnya.ys

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru