Cegah Perundungan dan Kenakalan Remaja, Pemkot Surabaya Siap Wadahi Potensi Siswa

realita.co
Wali Kota Eri Cahyadi saat memberikan pengarahan kepada 1.500 tenaga pendidik SD-SMP Negeri dan Swasta terkait Pendampingan Anak di Sekolah, di Graha YKP, Selasa (11/10/2023).

SURABAYA (Realita)- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya dan mengantisipasi terjadinya perundungan (bullying) maupun kenakalan remaja di lingkungan pendidikan. Sebab, ruang pendidikan menjadi kunci dalam menyiapkan Generasi Emas guna mensukseskan pembangunan di Kota Pahlawan. Karenanya, pemkot segera melakukan pendataan untuk mewadahi potensi siswa.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun meminta kepada seluruh tenaga pendidik untuk mengedepankan strategi pendekatan dan pendampingan kepada para siswa tanpa melakukan kekerasan. Hal ini disampaikan oleh Wali Kota Eri saat memberikan pengarahan kepada 1.500 tenaga pendidik SD-SMP Negeri dan Swasta terkait Pendampingan Anak di Sekolah, di Graha YKP, Selasa (11/10/2023).

Baca juga: Viral Video Murid Pakai Topeng Hindari Mencontek, Begini Kata Kadispendik Surabaya

“Guru itu digugu dan ditiru, jika guru menggunakan kekerasan tidak pas, anak bisa jadi meniru melakukan kepada temannya. Maka kita coba membangun karakter anak melalui pendekatan guru,” kata Wali Kota Eri.

Wali Kota Eri menyebut bahwa para guru sebetulnya mengetahui perubahan perilaku siswa saat di sekolah. Sehingga, ia meminta untuk dilakukan pendataan terkait dengan potensi para pelajar. Hal ini bertujuan agar potensi dan keberanian para siswa dapat disalurkan kepada perilaku positif yang berdampak pada prestasi mereka.

“Tinggal sekarang diarahkan kemana, kalau ada yang tawuran diarahkan untuk belajar seni bela diri agar bisa menjadi atlet bela diri atau tinju. Kalau ada anak yang ikut geng motor, diajak masuk Ikatan Motor Indonesia (IMI) untuk dikenalkan dunia otomotif dan memanfaatkan Sirkuit GBT. Guru harus mengerti, tidak hanya akademik tetapi juga mengetahui hobi anak-anaknya,” ujar dia.

Sebab, menurutnya, munculnya perubahan perilaku siswa, biasanya diakibatkan oleh kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua. Hal ini juga memicu dampak lain saat berada di lingkungan pendidikan, siswa tersebut dikhawatirkan tidak diterima oleh teman-teman sebayanya karena dianggap memiliki perilaku negatif.

Baca juga: Ramai Fenomena Guru Takut Murid di Medsos, Begini Kata Dispendik Surabaya 

“Akhirnya dia berontak, Maka orang tua siswa, tolong dilihat apa keinginan dan hobi  anak-anaknya. Ketika orang tua dekat dan bisa menyalurkan keinginan anaknya, ditambah dukungan oleh sekolah, InsyaAllah mereka bisa berubah,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan, segera menyiapkan program khusus berdasarkan minat dan bakat sesuai dengan kebutuhan para pelajar di Kota Pahlawan. Dispendik Kota Surabaya terlebih dahulu akan melakukan penjaringan dan pemetaan terhadap para siswa.

“Kalau fisiknya bagus kita arahkan pada seni bela diri seperti Wushu atau Karate. Mungkin ada yang tertarik dengan dunia otomotif, kita coba siapkan. Apalagi Pak Wali sudah menyiapkan Sirkuit GBT, dengan demikian anak-anak merasa diperhatikan karena kegemaran mereka diwadahi, serta bisa menyalurkan bakat minat mereka,” kata Yusuf.

Baca juga: Surabaya Wakili Indonesia dalam Ajang ASEAN+3 Regional Learning Cities Conference di Bangkok

Oleh sebab itu, ia meminta seluruh SD-SMP Negeri dan Swasta di Kota Surabaya untuk lebih terbuka dan transparan selama proses pemetaan bakat dan minat siswa.

“Ini untuk masa depan anak-anak karena mereka memiliki kelebihan, hanya bidangnya saja yang berbeda. Sebab, dengan pemetaan yang tepat kita bisa mengarahkan anak-anak dengan lebih tepat sasaran,” pungkasnya.ys

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru