PEREKONOMIAN di kota kita terus bertumbuh. Pertumbuhan di angka 5,52 persen pada tahun lalu. Perekonomian kota kita menunjukkan tren positif sejak 2021 lalu. Tren positif ini sepertinya tetap terjaga di 2023 ini. Namun, ada hal yang perlu menjadi perhatian dibalik pertumbuhan perekonomian itu. Yakni, laju inflasi. Belakangan ini laju inflasi cukup membuat sejumlah kepala daerah mengernyitkan dahi. Bagaimana tidak, nyaris semua daerah mengalami inflasi yang cukup tinggi.
Baca juga: Ruang Satu Kota Madiun, Madiun City Festival
Tentu hal itu harus diantisipasi. Berbagai upaya dilakukan. Begitu juga di kota kita. Di antaranya, Warung Tekan (Wartek) Inflasi, operasi pasar, bazar murah, bantuan sembako, bantuan minyak goreng, bantuan bibit tanaman pangan untuk memperkuat program Pekarangan Pangan Lestari (P2L), hingga bantuan seragam dan ongkos jahit. Inflasi di Kota Madiun memang cukup terkendali. Upaya-upaya tersebut pun mendapatkan apresiasi pihak luar.
Salah satunya, datang dari Harian Surya, Tribun Jatim Network. Kota Madiun berhasil mendapatkan penghargaan relevan di semua zaman kategori daerah dengan tingkat inflasi terendah di Jawa Timur. Penghargaan tersebut diberikan bersamaan dengan perayaan HUT ke-34 media massa tersebut di Dyandra Convention Center, Surabaya, Kamis (9/11) lalu.
Saya sendiri yang menerima piagam dan piala penghargaan tersebut. Saya percaya penghargaan itu pun bukan kaleng-kaleng. Yang saya dengar dari panitia saat acara, penilaian berdasarkan data terukur dari enam lembaga. Yakni, Badan Pusat Statistik (BPS), Biro Perekonomian Provinsi Jawa Timur, Bank Indonesia (BI), Badan Pangan Nasional, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dan BKKBN. Tak heran, daerah yang mendapatkan penghargaan benar-benar sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
Apresiasi semacam ini saya rasa perlu untuk ditingkatkan. Media massa bukan hanya menjadi rekan dalam penyebaran informasi semata. Namun, juga memberikan penilaian dan apresiasi atas keberhasilan yang telah dicapai suatu daerah. Bukankah media massa itu seperti angin. Angin akan menyebarkan keharuman tatkala melewati kebun bunga. Begitu juga sebaliknya. Apa adanya. Namun, tidak mengesampingkan fungsi kontrol. Kalau ada yang kurang pas, berikan masukan dengan cara yang baik.
Inflasi ini memang penting untuk selalu dijaga. Jangan terlalu tinggi. Tetapi juga jangan sampai terjadi deflasi. Kalau inflasi daya beli masyarakat turun karena harga-harga yang tinggi. Namun sebaliknya, deflasi juga tidak baik. Pedagang hingga petani bisa menjerit kalau harga produk terlalu murah. Yang baik ada inflasi tetapi jangan tinggi. Inflasi menunjukkan adanya geliat perekonomian. Inflasi di kota kita memang cukup terkendali. Ada peningkatan tetapi tidak pernah lebih dari satu persen. Inflasi di kota kita tercatat mengalami peningkatan. Dari 0,10 persen pada Agustus lalu hingga 0,29 pada Oktober kemarin. Laju tertinggi sejauh ini.
Biarpun begitu Kota Madiun masih cukup aman. Yang saya baca, untuk negara dengan perekonomian yang baik, laju inflasi masih dikatakan rendah tatkala berkisar antara dua sampai sampai empat persen per tahun. Laju inflasi dikatakan tinggi tatkala menyentuh tujuh sampai sepuluh persen dalam setahun. Sedang di kota kita tak lebih dari itu. Kalau kita pukul rata di angka 0,29 persen perbulan, maka ketemu 3,48 persen setahun. Artinya, laju inflasi kota kita masih cukup rendah. Tak heran, kalau kemudian kota kita mendapat penghargaan tersebut.
Baca juga: Ruang Satu Kota Madiun, Lebaran, di Kota Madiun Saja
Laju inflasi ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di kota kita. Perekonomian di kota kita terus tumbuh sejak 2021 lalu. Sempat anjlok hingga minus 3,39 persen pada 2020 karena dampak pandemi, ekonomi kota kita melejit 4,47 persen di tahun berikutnya. Tren positif itu juga didukung dari capaian di berbagai bidang yang lain. Seperti pertumbuhan usaha kecil dan mikro (UKM). Pelaku usaha kecil dan mikro yang melakukan pengurusan perizinan tercatat mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Setidaknya ada 4.420 perizinan baru di tahun ini. Data masih sangat mungkin bertambah. Sebab, ribuan itu hanya dari 1 Januari sampai 7 November kemarin. Itu merupakan pengajuan terbanyak di 4,5 tahun terakhir.
Pertumbuhan signifikan juga terlihat di 2022 lalu. Setidaknya, ada sebanyak 3.333 perizinan baru usaha kecil dan mikro. Sementara, untuk tiga tahun sebelumnya berturut-turut sebanyak 1.719 perizinan di 2021, 812 perizinan di 2020, dan 1.171 perizinan di 2019. Itu baru pertambahannya. Kalau ditotal sudah ada 11.704 usaha kecil dan mikro di kota kita ini. Pun, itu juga data riil. Sebab, saat ini perizinan sudah menggunakan OSS atau online single Submission. Tatkala ada yang mengajukan penutupan perizinan data juga langsung terhapus di sistem. Artinya, data sebelas ribu lebih tersebut benar-benar badan usaha yang aktif.
Bayangkan, ada ribuan lebih usaha baru setiap tahunnya. Itu berarti Kota Madiun memang dinilai manis untuk tempat berusaha. Seorang pengusaha tentu tidak sembarangan membuka tempat usaha. Tentu sudah melakukan survei terlebih dahulu. Khususnya potensi pasarnya bagaimana. Itu belum para investor besar. Sudah ada banyak yang melirik untuk membuka investasi di kota kita. Kota kita tercinta ini memang strategis untuk urusan berusaha. Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Ruang Satu Kota Madiun, Tercepat Ketiga Nasional
Hal itu tidak terlepas dari berbagai pembangunan yang kita hadirkan. Berbagai perubahan tersebut terbukti berhasil menarik para wisatawan. Hadirnya wisatawan tersebut tentu menarik para pelaku usaha maupun investor untuk membuka atau mengembangkan usahanya di kota kita.
Hal itu juga sejalan dengan jumlah kedatangan wisatawan ke kota kita. Dari jumlah hunian hotel, juga ada peningkatan signifikan. Setidaknya, ada sebanyak 173.946 tamu hotel di sepanjang 2021. Itu pun hanya tamu domestik. Sementara di 2022, meningkat tajam di angka 345.136 tamu domestik. Selain itu, ada 3.475 tamu luar negeri.
Tren positif juga terlihat di 2023 ini. Setidaknya, ada 244.025 tamu domestik dan 4.862 tamu luar negeri dari Januari hingga September lalu. Mereka memang memiliki beragam alasan saat mengunjungi kota kita. Ada yang murni berwisata, ada juga yang urusan pekerjaan. Biarpun begitu, kedatangan mereka tentu menggeliatkan perekonomian kota kita.
Kota kita kota perdagangan dan jasa. Geliat perekonomiannya mengandalkan pergerakan barang dan orang. Itu mengapa kota kita harus menarik dulu. Menarik agar mereka mau datang. Menarik ini bisa kita upayakan. Salah satunya, melalui pembangunan. Saya tidak asal melakukan pembangunan di kota kita ini. Pembangunan yang saya hadirkan harus selalu bermuara pada peningkatan perekonomian. Goal-nya, terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat kita.
Penulis adalah Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd
Editor : Redaksi