Ponorogo Merah Lagi, Kematian Tinggi Diklaim Jadi Faktor

realita.co
Sejumlah pasien Covid-19 dirawat di tenda darurat milik BPBD Ponorogo

 

PONOROGO (Realita)- Sempat menyandang zona oranye (resiko sedang.red) selama 8 hari, kini Kabupaten Ponorogo kembali menyandang status zona merah (resiko tinggi.red) Covid-19. Tingginya angka kematian (Fatality Rate) dan minimnya ketersediaan tempat tidur pasien di rumah sakit (Bed Occupancy Rate atau BOR) dituding menjadi faktor naiknya Ponorogo ke zona merah.

Baca juga: Tanggul Jebol, Bupati Ponorogo Evakuasi 240 Warga Terisolir Banjir

Plt Kepala Dinas Kesehatan, Agus Pramono membenarkan hal ini. Ia mengaku di Ponorogo angka kematian per hari mencapai 15 orang.

" Kita ini memang yang agak banyak angka kematian per hari mencapai 15 orang (termasuk pasien positif COVID-19, suspect, probable)," ujarnya, Selasa (6/6).

Baca juga: Vaksinasi Lengkap, Eks Menlu AS Colin Powell Meninggal karena Covid

Agus membeberkan, saat ini jumlah  BOR di ICU dalam keadaan kritis, yakni mencapai 96,77 persen ini lantaran dari 31 bed tersedia telah terisi 30 pasien. Sementara untuk jumlah BOR isolasi kini telah mencapai 67,54 persen. Dimana dari dari 228 bed yang ada telah terisi 154 bed. Sedangkan untuk bed rumah karantina (Shelter.red) kini mencapai 52,63 persen, dimana dari 95 bed yang ada telah terisi 50 bed.

" Data ini masyarakat harus tahu. Kondisi RS di Ponorogo udah penuh. Aliran pasien baru bisa masuk setelah kosong," terangnya. 

Baca juga: Kasus Kematian karena Corona di Jatim, Hampir 0 Persen

Akibat kondisi ini, pihaiknya kembali memasang tenda darurat di RSUD Dr Harjono, dengan kapasitas 10 tempat tidur, guna ruang perawatan pasien Covid-19.

" Biar pelayanan tetap bisa dilakukan sekaligus biar tidak ada kontak erat dengan nakes," pungkasnya. Lin

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru