Hanya Dalam Sebulan, Pemerintah Habiskan Rp 4,3 Triliun untuk Impor Beras

realita.co
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A Widyasanti saat memaparkan nilai neraca perdagangan barang Indonesia di Jakarta, Kamis (15/2/2024). 

JAKARTA- Tampaknya, predikat negara pengimpor beras terbesar di dunia layak disematkan untuk Indonesia. Selama Januari 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor beras Indonesia mencapai US$279,2 juta, atau setara dengan Rp4,36 triliun (kurs Rp15.600/US$).

Plt Kepala BPS, Amalia A Widyasanti mengatakan, nilai impor beras Indonesia ini mengalami kenaikan sebesar 135,1 persen dibandingkan dengan Januari 2023 yang mencapai US$118,7 juta. "Impor beras pada Januari 2024 senilai 279,2 juta dolar AS," ujar Amalia di Jakarta, Kamis (15/2/2024).

Baca juga: Impor Jatim Naik 17,53 Persen

Amalia menyebut, nilai impor ini, jika dilihat secara bulanan mengalami penurunan 16,73 persen. Beras yang diimpor Indonesia, masih didominasi Thailand, yakni senilai US$153 juta. Disusul Pakistan sebesar US$79,3 juta, dan Myanmar US$23,98 juta.

Menurut Amalia, beras yang diimpor ini tidak langsung di lepas ke pasar, tetapi mengikuti kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah. Oleh karena itu, pola impor beras tidak bisa diketahui secara pasti.

Baca juga: Inflasi Jawa Timur 2,21 Persen, Sumenep Tertinggi

Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan adanya rencana mengimpor 1,6 juta ton beras untuk memenuhi kebutuhan domestik. Gara-garanya, musim panen mundur dua bulan.

Selain merealisasikan impor, ia menyatakan bahwa pemerintah juga meningkatkan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari 150 ribu ton menjadi 250 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Baca juga: Sebanyak 3,983 Juta Penduduk di Jawa Timur Tergolong Miskin

Untuk mempermudah distribusi, ia menuturkan bahwa paket beras SPHP dapat dikemas ulang dengan berat yang disesuaikan. "Biasanya 'kan SPHP kiloannya 5 kilogram. Jadi, untuk beberapa wilayah silakan didistribusi dalam kiloan yang lebih besar dan di lapangan diberi kesempatan untuk melakukan pengemasan ulang dari 50 kilogram atau 25 kilo menjadi 5 kilogram," ucap Airlangga.ini

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru