Sebelum Tutup Pabrik, BATA Jual Kantor Pusat Rp 63,4 Miliar

realita.co

JAKARTA- PT Sepatu Bata Tbk (BATA) terpantau menjual aset tanah dan bangunan senilai Rp 63,4 miliar sebelum menutup pabrik yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat. Penjualan aset ini dilakukan untuk memberikan dana kas dan melunasi sebagian utang pada 7 Maret 2024 lalu.
 
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Simatupang Jaya Realty atau SJR merupakan pihak pembeli yang akan membeli aset Sepatu Bata. Aset tersebut berupa tanah dan bangunan yang dimiliki BATA dengan nama Graha Bata yang terletak di Cilandak, Jakarta.
 
Graha Bata merupakan kantor pusat dan administrasi perusahaan. Tanah dan bangunannya terdiri dari 6 lantai dengan luas keseluruhan sebesar 4.239,43 m2, yang berdiri di atas tanas seluas 1.993 m2.
 
"Pada saat keterbukaan informasi ini, Perseroan telah menjual aset kepada pihak pembeli dengan memperhatikan nilai pasar pada 21 November 2023 sebesar Rp 63,4 miliar," tulis manajemen Bata dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Minggu (5/5).
 
Adapun harga yang ditetapkan sudah sesuai dengan harga pasar dan persyaratan yang disetujui oleh perseroan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 
Graha Bata menjadi pilihan perusahaan untuk dijual lantaran memiliki banyak ruangan kosong seiring dengan berkurangnya karyawan, sehingga membuat tingkat okupansinya rendah.
 
Manajemen Bata mengungkapkan, strategi pertumbuhan bisnis perseroan adalah mengoptimalkan penjualan melalui toko-toko yang ada dengan menginvestasikan anggarannya untuk peremajaan toko-toko. Selain itu, perseroan juga memfokuskan pengembangan usahanya dibidang penjualan daring melalui anak usaha yakni Bata Online.
 
"Penjualan aset ini adalah untuk memperkuat posisi keuangan perseroan dengan melunasi sebagian pinjaman berbunga dan mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan pengelolaan properti," tulis manajemen.
 
Alokasi dana dari keuntungan perseroan dapat dipergunakan untuk mendukung pertumbuhan bisnis Bata. Pemilihan Graha Bata yang dijual juga untuk efisiensi dengan memperhatikan luasan gedung sudah jauh melebihi kapasitas yang diperlukan untuk jumlah pegawai yang ada.
 
Usai menjual aset jumbo tersebut, Bata memutuskan untuk menghentikan operasional pabrik sepatu di Purwakarta pada 30 April 2024. Manajemen mengaku telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat.
 
Perseroan mengaku sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta, karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di Pabrik Purwakarta terus menurun.ran

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru