Pakar Biologi Molekuler: Varian Baru Muncul Gara-Gara Kerumunan

realita.co
Vaksinasi massal sering memicu kerumunan.

JAKARTA- Kemunculan COVID-19 varian baru disebut menjadi salah satu penyebab terjadinya lonjakan kasus. Saat ini, ada tiga varian Corona yang sudah masuk di Indonesia yaitu varian Alpha, Beta, dan Delta yang paling mendominasi.

Pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Utomo menjelaskan varian COVID-19 ini muncul akibat virus yang terus mengalami mutasi. Kombinasi mutasi ini memberikan karakter baru pada virus, misalnya menjadi lebih menular, seperti yang terjadi pada varian Delta.

Baca juga: Kementerian PUPR Akan Renovasi Stadion Gelora Delta Sidoarjo

"Variasi (varian) adalah kumpulan mutasi. Tapi, kombinasi ini akan memberikan karakter yang lebih bagus. misalnya nancepnya (menularnya) makin jos, berarti (seperti) varian Delta," kata Ahmad dalam siaran Live Instagram bersama dokter sekaligus influencer dr Tirta Mandira Hudhi, Sabtu (31/7/2021).

Namun, muncul dugaan bahwa varian-varian yang ada saat ini muncul karena penyebab lain. Salah satunya adalah dugaan vaksin COVID-19 yang menjadi pemicu virus untuk terus bermutasi.

Menanggapi ini, Ahmad menegaskan bahwa varian Corona yang ada saat ini biasanya muncul akibat kerumunan. Menurutnya, varian virus akan muncul di wilayah yang belum terkendali, sehingga lebih banyak muncul di negara di luar China, tempat COVID-19 pertama kali teridentifikasi.

Baca juga: WHO: Tren Kematian karena Covid 19 Terus Turu, tapi Virus Tetap Ada

"Itu karena digaungkan oleh orang yang berkerumun. Jadi, begitu ada orang yang tidak sengaja jadi 'pabrik' varian, dia akhirnya sebarkan ke orang-orang dan orang-orang ini berkerumun terus," jelas Ahmad.

Meski begitu, Ahmad menegaskan bahwa varian-varian yang ada saat ini seperti varian Alpha, Beta, Delta, Gamma, hingga P1 muncul sebelum adanya vaksin COVID-19.

"Itu muncul sebelum vaksin ada, sebelum vaksin diberikan," ujar Ahmad.

Baca juga: Rutin Olahraga Bisa Redam Keganasan Covid 19

"Jadi, kalau ada orang yang mengatakan ada mutasi karena vaksin, dia harus menunjukkan data dulu. Misalnya gini, ini orang sudah divaksin tetap kena COVID," lanjutnya.

"Nah cek, apakah varian itu betul-betul baru? Kalau varian yang lama, berarti itu bukan karena vaksin. Toh dia (varian lama) sudah ada duluan kok," pungkasnya dilansir detik.ik

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru