LABUAN BAJO NTT (Realita)- Peserta Program keluarga harapan (PKH) dan penerima bantuan sosial tunai (BST) di desa Waka kecamatan pacar kabupaten Manggarai barat provinsi Nusa tenggara timur (NTT) telah menerima bantuan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berupa beras dari pemerintah pusat melalui kementerian sosial akibat pandemi covid-19.
Total sebanyak 97 KPM yang menerima bantuan tersebut di desa waka. setiap KPM mendapatkan beras sebanyak 10 kg
Baca juga: Stok Beras 52 Ton, Pemkot Surabaya Pastikan Ketersediaan Aman
Kepala desa waka Dominikus Natar didampingi sekretaris desa secara resmi membuka kegiatan pembagian beras tersebut dan dihadiri pendamping PKH Andreas Ega, pegawai PT.Pos cabang Labuan bajo serta para staf Desa Waka di kantor desa Waka di Puing, kecamatan Pacar.
Dalam sambutannya Dominikus mengatakan bahwa bantuan tersebut adalah murni dari pemerintah pusat melalui kementerian sosial sehingga daftar nama dan jumlah penerima ditentukan dari pemerintah pusat dan bukan oleh pemerintah desa, pemerintah desa tambahnya hanya memfasilitasi penyalurannya kepada masyarakat. karena itu ia meminta agar masyarakat tidak berspekulasi apabila ada KPM PKH dan BST yang belum mendapat bantuan tersebut
Bantuan tersebut kata Dominikus, diberikan oleh pemerintah dengan tulus untuk membantu masyarakat pada masa PPKM oleh karena itu Dominikusa berharap agar KPM dapat memanfaatkannya untuk kebutuhan keluarga
Diwawancarai usai pembagian bantuan tersebut Dominikus mengaku senang sebab pemerintah memberikan bantuan kepada warganya yang juga terdampak PPKM akibat pandemi covid-19
Karena itu Dominikus menyampaikan terima kasihnya kepada pemerintah pusat dalam hal ini kementerian sosial. Bantuan tersebut menurutnya sangat bermanfaat bagi warga desanya dan setidaknya sedikit dapat membantu kebutuhan selama masa PPKM
Dominikus menjelaskan, 97 penerima beras bantuan tersebut terdiri dari peserta PKH dan BST dengan rincian 77 KPM PKH dan 20 KPM BST
Namun demikian dari 97 KPM, 23 di antaranya yang merupakan warga dusun Rantak belum bisa menerima ikut menerima bbantuan tersebut. Hal itu menurutnya karena beberapa orang di dusun tersebut terkonfirmasi positif covid-19 dan sedang menjalani isolasi di Rumah adat Rantak
Beras bantuan untuk 23 KPM tersebut tambah Dominikus, untuk sementara diamankan di kantor desa waka dan akan diserahkan kepada penerima masing masing setelah mereka sembuh atau selesai masa isolasi.
Baca juga: Kebutuhan Beras Per Bulan, Pemkot Surabaya Pastikan Stok dan Harga Terkendali
Dalam kesempatan yang sama pendamping PKH Andreas Ega mengatakan bahwa bantuan tersebut adalah bantuan akibat PPKM, karena itu meskipun hanya sedikit tetap harus disyukuri sebab dalam posisi yang sangat sulit, pemerintah tetap memberikan bantuan seperti ini
Andreas menegaskan bahwa data penerima bantuan tersebut adalah data dari pemerintah pusat dalam hal ini kementerian sosial. dengan demikian yang menentukan penerimanya adalah pemerintah pusat sehingga walaupun warga desa waka semua dikategorikan miskin namun tidak semuanya mendapatkan beras bantuan PPKM
Oleh karena itu Andreas meminta agar masyarakat tidak perlu merasa curiga bahwa hal tersebut disebabkan karena dispekulasi oleh pemerintah. namun demikian bagi KPM PKH Andreas sarankan untuk menanyakan kepada pendamping PKH setempat jika ingin mengetahui apa yang menjadi soal
Alumni Universitas wijaya putra Surabaya ini menjelaskan bahwa sesungguhnya Ia bukanlah pendamping di desa waka, namun karena ada koordinasi dengan pendamping setempat yang meminta dirinya mendampingi pembagian beras di desa waka
Masyarakat penerima bantuan tersebut terlihat sangat antusias hingga mengungkapkan rasa terima kasih mereka kepada presiden Joko Widodo, pihak kementerian sosial, pemprov NTT, Pemda Manggarai barat, perintah kecamatan pacar hingga pemdes waka
Baca juga: Pemkot Surabaya Mulai Salurkan Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah Tahap II
Seperti yang disampaikan Rofina Fatima Tima peserta PKH dan Elisabet Nginap, penerima BST
Rofina mengaku bahwa selama masa pandemi covid-19 keluarganya mengalami kesulitan mendapatkan uang untuk kebutuhan keluarganya, lebih lagi sejak diberlakukannya PPKM, kemana mana mana takut terpapar covid-19.
Hal yang sama diungkapkan Elisabet. Elusabet mengaku sangat merasakann dampakn dari pandemi cocvid-19. Ia dan keluarganya juga sulit mendapatkan uang sementara anak anaknya yang masih sekolah harus belajar dari rumah membutuhkan uang, apalagi harga hasil pertanian mereka sangat rendah akibat covid-19.
Bantuan beras 10 kg dari pemerintah pusat sangatlah berarti tidak hanya bagi Rofina dan Elisabet tetapi juga bagi KPM yang lainnya, mereka merasa senang dengan adanya bantuan beras dari tersebut sembari berharap Corona segera berakhir.PaulNabang
Editor : Redaksi