NGANJUK (Realita)- Sejumlah proyek jalan dan jembatan milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nganjuk, diduga dikerjakan hanya asal jadi. Sehingga hal ini menimbulkan masalah, yakni ambrolnya sisi utara jalan yang menghubungkan Kediri-Nganjuk.
Salah satunya proyek pembangunan jembatan Kecubung, senilai Rp 3,9 miliar yang menggunakan anggaran APBD tahun 2024. Ambrolnya jalan di proyek ini diduga karena mutunya jelek.
Dari papan plank proyek yang dipasang di sekitar proyek tertera bahwa proyek Tahun Anggaran 2024 itu adalah milik Dinas PUPR Nganjuk, dengan biaya Rp 3,9 milyar lebih, dan dikerjakan oleh kontraktor CV. Veteran Indah, Alamat : Jl. Ngetos No. 9 Ds. Ngetos RT. 001 RW. 001 Kec. Ngetos, Kabupaten Nganjuk.
Salah seorang mandor proyek yang tidak mau disebutkan namanya, mengaku ketika dikonfirmasi wartawan, proyek tersebut dikerjakan telah sesuai dengan gambar.
"Kalaupun faktor kecerobohan, itu sudah kami selesaikan secara intern kami," katanya, Rabu (14/8/2024).
Pembangunan jembatan Kecubung, Desa Kecubung, Kecamatan Pace, di Kabupaten Nganjuk, menuai perhatian serius setelah bahu jalan di sekitar proyek tersebut mengalami longsor.
Keterangan beberapa saksi mata, tanda-tanda longsor mulai terlihat sejak beberapa hari sebelumnya. Namun, kondisi tersebut semakin parah hingga menyebabkan sebagian bahu jalan ambrol. Warga menduga bahwa kejadian ini terkait erat dengan pengerjaan proyek jembatan yang tidak sesuai standar teknis.
"Pekerjaan konstruksi ini memang terlihat tergesa-gesa. Beberapa kali terlihat ada retakan di sekitar area pengerjaan, tetapi sepertinya tidak langsung ditangani dengan baik," kata Miftahul, salah satu warga desa kecubung, pace saat bersama wartawan, Rabu (14/8/2024).
Longsoran bahu jalan akses penting bagi pengguna jalan, menyebabkan kekhawatiran di kalangan warga setempat yang mengkhawatirkan keselamatan mereka dan kelancaran akses transportasi.
Jembatan kecubung yang tengah dalam tahap pembangunan ini merupakan proyek penting bagi Kabupaten Nganjuk. Proyek tersebut diharapkan dapat memperlancar arus lalu lintas serta mendukung perekonomian warga. Namun, kejadian longsor ini menimbulkan pertanyaan mengenai keamanan konstruksi dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar.
"Longsornya tanah di bahu jalan yang terjadi diduga disebabkan oleh perubahan struktur tanah akibat pengerjaan proyek, terutama saat dilakukan penggalian dan di sekitar area pembangunan jembatan. Akibatnya, tanah yang tidak stabil mudah tergerus," kata Miftahul lagi.
Menurut Miftahul yang juga Mahasiswa salah satu kampus ternama di Semolowaru ini, longsor terjadi sekitar pukul 09.30 WIB, saat alat berat menggali tanah pada bahu jalan.
"Saya melihat tanah di sekitar bahu jalan mulai retak, tidak lama kemudian langsung longsor. Alhamdulillah tidak ada kendaraan yang melintas saat itu," ungkapnya.
"Namun, perhatian terhadap dampak lingkungan dan keselamatan warga tetap menjadi prioritas yang tak boleh diabaikan. Selain itu, pembangunan jembatan kecubung diharapkan dapat selesai tepat waktu,"pungkasnya.(isk)
Editor : Redaksi