TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menantang Iran dan kelompok Hizbullah Lebanon untuk menyerang Israel dan menghadapi konsekuensinya. Berbicara di awal rapat kabinet mingguan pada hari Minggu, Netanyahu mengeluarkan peringatan kepada Iran dan Hizbullah, yang menandakan kesiapan militer Zionis untuk mempertahankan diri terhadap ancaman apa pun dari musuh-musuh tersebut.
"Kami bertekad untuk mempertahankan diri, dan kami juga bertekad untuk mendapatkan harga yang sangat mahal dari musuh mana pun yang berani menyerang kami, dari medan mana pun," kata Netanyahu.
Baca juga: Netanyahu Tak Bakal Hentikan Perang
Dia juga menggarisbawahi komitmen Israel terhadap prinsip-prinsip keamanannya, yang menurutnya akan tetap tidak dapat dinegosiasikan meskipun perundingan damai tersebut bersifat rumit.
"Kami sedang melakukan perundingan yang sangat rumit," kata Netanyahu, seperti dikutip Iran International, Senin (19/8/2024).
Baca juga: Tel Aviv Dibombardir Iran, Netanyahu Lari Ketakutan Dalam Bunker
"Tetapi saya ingin menekankan: Kami sedang melakukan perundingan, dan bukan saling memberi. Ada area di mana kami dapat menunjukkan fleksibilitas, dan ada area di mana kami tidak dapat menunjukkan fleksibilitas—dan kami berpegang teguh pada hal itu. Kami tahu betul cara membedakan keduanya," paparnya.
Komentar-komentar pemimpin rezim Zionis itu muncul saat Israel sedang terlibat dalam negosiasi tidak langsung dengan Hamas, yang dimediasi oleh Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir.
Baca juga: 750 Ribu Warga Israel Demo Tuntut Netanyahu Hentikan Serangan ke Gaza
Pembicaraan yang diadakan di Doha selama seminggu terakhir ini ditujukan untuk mengamankan pembebasan sandera Israel yang ditawan Hamas selama serangan 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel.
Namun, masih ada kesenjangan yang signifikan antara kedua belah pihak, khususnya pada isu-isu utama Koridor Philadelphia, Penyeberangan Rafah, dan pengerahan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Gaza jika kesepakatan tercapai.sin
Editor : Redaksi