LAMONGAN (Realita) - Debat perdana Pilkada Lamongan 2024 menjadi momentum penting dalam mengukur visi, misi, serta komitmen calon kepala daerah terhadap isu-isu strategis yang akan menentukan masa depan kabupaten Lamongan.
Sebagai salah satu daerah agraris dengan potensi perikanan yang besar, Lamongan memerlukan kepemimpinan yang kuat dan inovatif untuk menghadapi tantangan pembangunan berkelanjutan, ketahanan pangan dan pemerataan ekonomi di masa depan.
Baca juga: Ratusan Warga Bakalanpule Siap Menangkan Paslon Abdul Ghofur dan Firosya Shalati di Pilkada Lamongan
Salah satu aspek kunci dalam debat politik adalah kemampuan calon untuk berkomunikasi secara efektif. Dalam debat perdana Pilkada Lamongan 2024, para calon bupati menampilkan gaya komunikasi yang beragam, yang secara tidak langsung mencerminkan gaya kepemimpinan mereka.
Gaya kepemimpinan transaksional, yang cenderung mengutamakan pemecahan masalah jangka pendek, terlihat dari cara salah satu kandidat lebih banyak berfokus pada penyelesaian isu-isu teknis seperti infrastruktur dan layanan publik. Di sisi lain, gaya kepemimpinan transformasional lebih terlihat pada kandidat yang membawa narasi perubahan jangka panjang, seperti visi untuk memberdayakan masyarakat petani dan nelayan secara lebih holistik.
Pembangunan berkelanjutan menjadi salah satu tema sentral dalam debat, terutama dalam konteks ketahanan pangan dan pengelolaan sumber daya alam di Lamongan. Kabupaten ini dikenal sebagai lumbung pangan, terutama dengan produksi padi dan ikan yang signifikan. Namun, seperti halnya banyak wilayah agraris lainnya, Lamongan juga menghadapi tantangan terkait degradasi lahan, perubahan iklim, serta distribusi hasil yang tidak merata. Para calon bupati secara umum telah menyoroti isu ini, namun kualitas dan kedalaman solusi yang ditawarkan bervariasi.
Isu pemerataan ekonomi juga menjadi perdebatan penting, terutama terkait dengan bagaimana pemerintah daerah dapat memberdayakan sektor-sektor marjinal seperti nelayan dan petani kecil. Salah satu kandidat secara eksplisit menyatakan bahwa keberpihakan pada ekonomi rakyat kecil harus menjadi prioritas utama. Beberapa kandidat telah berbicara tentang pentingnya partisipasi masyarakat, tetapi gagasan ini masih dipahami secara sempit sebagai konsultasi formal semata.
Dalam praktiknya, keterlibatan masyarakat harus lebih dari sekedar formalitas, yaitu memberikan ruang bagi masyarakat untuk ikut menentukan kebijakan yang langsung berdampak pada kehidupan mereka sehari-hari.
Baca juga: Tim YES - Dirham Ajak Pilkada Lamongan tanpa Membedakan Golongan
Selain itu, perlu dicatat bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat tidak dapat terlepas dari perbaikan infrastruktur dasar, akses pasar, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sejumlah calon dalam debat ini menyoroti pentingnya infrastruktur, seperti perbaikan jalan dan irigasi, namun, dalam konteks akademis, pembangunan infrastruktur saja tidak cukup untuk menjamin peningkatan ekonomi rakyat kecil. Pembangunan kapasitas masyarakat melalui pelatihan, akses terhadap teknologi, serta fasilitas kesehatan dan pendidikan yang memadai merupakan faktor penting lain yang harus dimasukkan dalam rencana pembangunan daerah.
Salah satu isu yang cukup menarik dalam debat adalah mengenai transparansi dan akuntabilitas pemerintah daerah. Lamongan, seperti banyak kabupaten lainnya, telah mengalami berbagai tantangan dalam hal pengelolaan anggaran yang akuntabel dan transparan. Para kandidat mencanangkan komitmen untuk meningkatkan keterbukaan informasi publik dan pengawasan dalam pengelolaan anggaran daerah. Namun, dalam analisis lebih dalam, komitmen untuk transparansi sering kali berhadapan dengan tantangan implementasi.
Data dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa meskipun regulasi untuk transparansi telah banyak diterapkan, tanpa pengawasan yang kuat dari masyarakat dan lembaga independen, komitmen ini sering kali tidak diimplementasikan dengan baik. Dalam hal ini, penting bagi kandidat untuk tidak hanya menawarkan janji-janji abstrak tentang keterbukaan, tetapi juga menjelaskan mekanisme yang jelas dan terukur tentang bagaimana transparansi akan diwujudkan dalam pemerintahan mereka.
Baca juga: Dua Paslon Bupati dan Wakil Bupati Lamongan Jedul Nomor Urut
Debat perdana Pilkada Lamongan 2024 menunjukkan berbagai gagasan dan perspektif dari para calon kepala daerah mengenai isu-isu strategis yang akan mempengaruhi masa depan kabupaten Lamongan. Meskipun berbagai tema telah diangkat, seperti pembangunan berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat dan transparansi, kualitas serta kedalaman solusi yang ditawarkan masih bervariasi.
Dalam analisis kami, dapat disimpulkan bahwa kandidat yang mampu menyelaraskan visi jangka panjang dengan solusi konkret berbasis keberlanjutan dan partisipasi masyarakat memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan hati pemilih yang semakin kritis terhadap kualitas kepemimpinan.
Penulis :
Dr. Ahmad Sholikin, M.A
Direktur Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (PSDK) Unisda - Dosen FISIP Unisda
Editor : Redaksi