TULUNGAGUNG- Satu lagi produk kerajinan premium bernilai tinggi terdapat di Indonesia yaitu produk batu dan kayu fosil asal Tulungagung, Jawa Timur. UD Karya Indonesia, UKM penghasil kerajinan meja, wastafel, dan bathtub (bak mandi) dari batu dan kayu fosil ini telah memiliki buyer tingkat global.
Pada Jumat (22/10/2021), UD Karya Indonesia bahkan melepas ekspor produknya ke Hamburg, Jerman senilai Rp400 juta. Ekspor ini menjadi pembuktian bahwa UKM Indonesia tetap memiliki pasarnya sendiri di luar negeri.
Baca juga: Kolaborasi Pemkot Surabaya dan British Embassy Dongkrak Produk UMKM
Diakui Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, hasil produk buatan UD Karya Indonesia ini memang bernilai tinggi alias premium. Jadi wajar saja, produknya dilirik banyak buyer luar negeri.
“Ini sangat berbeda dan saya lihat sendiri memang kualitasnya internasional. Produk custom seperti ini bukan mass product, jadi memang sangat otentik. Saya harap Tulungagung bisa jadi sentra produksi kerajinan batu dan kayu fosil,” katanya saat mengunjungi workshop sekaligus ramah tamah dengan Pemilik UD Karya Indonesia Nanang Setiawan di Tulungagung, Jatim, Jumat (22/10/2021).
Ekspor ke Hamburg oleh UD Karya Indonesia, kata Teten, membuktikan bahwa meskipun pandemi membuat logistik terganggu dan biaya pengiriman kontainer mahal, minat pasar luar negeri tetap tinggi. Terutama permintaan produk home decor.
Untuk itu, sambungnya, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar usaha ritel semacam ini bisa dibantu sistem logistiknya.
“Konsolidasi bisa lebih mudah menembus pasar luar negeri,” ucap Teten.
Mengutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS), MenKopUKM menyebut, nilai ekspor Indonesia September 2021 mencapai 20,60 miliar dolar AS (Rp291,7 triliun) naik sebesar 47,64 persen. Ekspor nonmigas September 2021 mencapai 19,67 miliar dolar AS (Rp278,5 triliun) tumbuh 48,03 persen dibanding ekspor nonmigas September 2020.
Baca juga: Tiga Merk Terkenal Kecap Indonesia Dongkrak Industri UMKM Sejuta Umat
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-September 2021 naik 35,40 persen dibanding periode yang sama tahun 2020. Demikian juga ekspor hasil pertanian naik 6,37 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 76,29 persen.
Berdasarkan provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–September 2021 berasal dari Jawa Barat dengan nilai 24,67 miliar atau setara Rp348,9 triliun (15,02 persen). Diikuti Jawa Timur 16,93 miliar dolar AS atau setara Rp239,4 triliun (10,31 persen) dan Kalimantan Timur 16,11 miliar dolar AS atau setara Rp227,8 triliun (9,80 persen).
“Jatim termasuk terbaik kedua ekspor setelah Jabar. Potensi ekspor Jatim ini bisa kita lihat sangat besar,” ujar MenKopUKM.
Pemilik UD Karya Indonesia Nanang Setiawan menuturkan, buyer produk-produknya datang dari Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Kanada, Belanda, dan Arab Saudi.
Baca juga: Gisik Cemandi Sidoarjo Sudah Siap Jadi Desa Digital
Bahkan sebelum pandemi Covid-19, bathtub buatannya dihargai 2 juta dolar AS atau setara Rp28,2 miliar. Pembelinya adalah Raja Arab Saudi.
Nanang yang mantan pegawai Telkom ini pun dipanggil langsung ke Arab Saudi untuk menceritakan proses pembuatannya. Sehingga bathtub buatannya tersebut meraih Guiness Book of Record sebagai produk termahal.
Nanang menceritakan, produk custom buatan UD Karya Indonesia yang paling banyak diminati adalah wastafel dan coffee table dari kayu fosil. Ketika pandemi Covid-19, ia hanya melakukan ekspor 1 kontainer ke AS. Tahun ini, ia baru mengirim 1 kontainer lagi ke Hamburg, Jerman sebanyak 1 kontainer senilai Rp400 juta. 6
“Karena kendala pandemi hanya bisa kirim 1 kontainer saja. Saya berharap, ke depan pemerintah bisa menstabilkan harga logistik dan kelangkaan kontainer,” harapnya.agus
Editor : Redaksi