PONOROGO (Realita)- Kasus penyebaran virus Covid-19 tampaknya kian tak terkendali di Kabupaten Ponorogo. Pasalnya, jumlah kematian akibat terpapar virus asal Wuhan China ini semakin tinggi.
Tak tanggung-tanggung, kasus kematian akibat covid-19 ( Fatality Rate) di Kabupaten Ponorogo, saat ini telah melampui nasional dan Jawa Timur. Sesuai data di Dinas Kesehatan Ponorogo melalui akun IG Dinkes.png, tertanggal 28 April, persentase jumlah kematian di Ponorogo (Case Fatality Rate ) kini telah mencapai 8,14 % atau 287 orang, dengan konfirmasi kasus 3. 527 kasus. Di bulan April ini sendiri tercatat sedikitnya ada 120 orang meninggal akibat Covid, dengan konfirmasi kasus 100.
Baca juga: Angka Covid 19 Terus Menurun, Ini Kata Armuji
Angka ini sendiri jauh lebih tinggi ketimbang provinsi Jatim dan Nasional, dimana sesuai data di website resmi infocovid19.jatimprov.go.id tertanggal 28-April, jumlah persentasi kasus meninggal di Jatim hanya mencapai 7,24 persen atau 10.654 meninggal, dengan konfirmasi kasus 147.105. Sementara nasional sesuai data di website covid19.go.id tertanggal 27 April case fatality rate mencapai 2,7 % atau 45.116 meninggal dengan konfirmasi kasus 1.657.035.
Kondisi ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo Rahayu Kusdarini. Ia mengaku saat ini di Ponorogo penyebaran kasus semakin meluas, bahkan pihaknya hingga kesulitan menentukan klaster (pengelompokan.red) kasus covid-19." karena saat ini penularan sudah sangat meluas kami ini susah untuk bicara klaster, krena penularan ada dimana mana. kita tidak bisa memastikan ini penularan dari mana," ujarnya, Kamis (29/04).
Baca juga: Indonesia Sudah Dekat dengan Endemi
Irin sapaan akrab Rahayu Kusdarini menambahkan, selain paradigma salah tentang tentang Covid-19 yang kini menyebar di masyarakat. Keremunan selama ramadhan ini juga menjadi pencetus naiknya tingkat penyebaran kasus di Ponorogo.
" Faktor bisa apa saja seperti virus semakin ganas, pasien datang ke rumah sakit kondisi sudah parah. paradigma salah tentang covid dimana masyarakat malas ke fasilitas kesehatan karena takut di covidkan. Prokes yang kendor, memang tidak enak pakai masker tapi lebih tidak enak lagi bila kita sakit dan kehilangan keluarga. Kerumunan warga saat ramadahan semakin besar apalagi tidak prokes, semakin besar kemungkinan. Tentu saja kondisi ini menjadikan fatality rate semakin tinggi," ujarnya.
Baca juga: Kemacetan Super Parah di Puncak, Ingat Covid 19 Masih Mengintai
Lebih jauh, Irin mengungkapkan bila kondisi ini berlanjut maka Ponorogo dipastikan pada Senin (03/05) depan resmi menyandang status zona merah. Pasalnya sesuai data yang dirilis BNPB pada Senin (26/04) kemarin, Ponorogo berstatus zona oranye dengan skor mencapai 1,99. Sedangkan ketentuanya skor 1,88 telah bersatus zona merah.
" Senin kemarin masih zona oranye dengan skor 1,99, itu skor terendah di Jatim. padahal 1,88 sudah merah, kita masih oranye. Tidak menutup kemungkinan kalao minggu ini tidak membaik bisa jadi merah senin depan," pungkasnya.lin
Editor : Redaksi