PONOROGO (Realita)- Maraknya benda purbakala tak terawat dan terbengkalai di Carangrejo Kecamatan Sampung, membuat Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur turun gunung ke Bumi Reyog, Selasa (07/03/2022).
Baca juga: Manuskrip Karya Mbah Sholeh Darat Tahun 1897, Diselamatkan
Tim yang terdiri dari tiga orang ini melakukan identifikasi (pendataan) terhadap belasan benda purbakala, yang diantaranya diklaim merupakan peninggalan peradaban Hindu kuno tersebut.
Arkeolog BPCB Jatim Nonuk Kristiana mengatakan, dalam identifikasi kali ini ada 14 titik lokasi yang didatangi di seluruh wilayah Desa Carangrejo, beberapa benda purbakala yang berhasil diidentifikasi yakni, lumpang, sumur, Yoni, sendang, dan lemper kuno yang diklaim peninggalan zaman Hindu kuno.
" Ada 14 titik yang kami datangi hari ini. Beberapa benda tidak bisa diidentifikasi karena kondisinya rusak. Tapi beberapa berhasil diidentifikasi merupakan peninggalan Zaman Hindu kuno," ujarnya.
Baca juga: Setelah 300 Tahun, Arca Singosari Akhirnya Pulang ke Indonesia
Nunok mengatakan, usai diidentifikasi sejumlah benda peninggalan purbakala ini, pihaknya akan menunggu rekomendasi dari pimpinam BPCB untuk selanjutnya dipindahkan ke balai pelestarian cagar budaya kabupaten.
" Menunggu rekomendasi, selanjutnya akan dipindahkan," ungkapnya.
Baca juga: Ketua Arkeolog Sumsel Sambut Baik Prasasti Tanduk Kerbau dan Aksara Ulu
Sementara itu, Kepala Desa Carangrejo Kamsun mengungkapkan, sebelumnya benda-benda purbakala yang diidentifikasi BPCB Jatim ini diselamatkan oleh Komunitas Carangrejo Culture (Komunitas Cagar Budaya Desa.red) dari rumah-rumah warga, dan beberapa lokasi. Saat ditemukan sejumlah benda dalam kondisi memprihatinkan, bahkan ada yang dibiarkan terbengkalai begitu saja.
" Saat ditemukan ada yang terbengkalai tertutup ilalang, tertindih perabotan. Hingga sejumlah benda rusak. Temuan ini akhirnya kami laporkan ke Disbudparpora ( Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga ) yang ditindak lanjuti dengan turunya BPCB Jatim ini," pungkasnya.znl
Editor : Redaksi