WASHINGTON - Twitter telah mengonfirmasi adanya celah keamanan dalam kodenya yang menyebabkan kebocoran data ke 5,4 juta pengguna.
Diketahui kebobolan data ini terjadi pada akhir tahun lalu.
Baca Juga: Ngaku Kalah Lawan Hacker yang Serang Pusat Data Nasional, Pemerintah Pasrah Tak Bisa Selamatkan Data
Melansir Engadget, Senin (8/7/2022), Twitter mengakui hacker yang berhasil mencuri data dari kesalahan zero-day.
Perusahaan pun menyadari celah tersebut dan memperbaikinya pada Januari 2022.
Awalnya, Twitter mengatakan, tak ada bukti apabila sistemnya telah dieksploitasi.
Namun, seseorang mengaku, bulan lalu dirinya berhasil memanfaatkan celah kerentanan untuk mendapatkan data di lebih dari 5,4 juta akun Twitter.
Celah kerentanan ini memungkinkan hacker untuk menentukan apakah alamat email atau nomor telepon dipakai dari akun tertentu.
Baca Juga: Pusat Data Nasional Tumbang, Diduga Kena Serangan Siber Ransomeware
Pada akhirnya mereka dapat menggunakan data itu untuk memverifikasi identitas pemilik akun.
"Kami menerbitkan update ini karena kami tidak dapat mengonfirmasi setiap akun yang berpotensi kena dampak, dan terutama memperhatikan orang-orang dengan akun pseudonim (samaran) yang dapat ditargetkan oleh negara atau aktor lain," kata Twitter.
"Jika Anda mengoperasikan Twitter dengan nama samaran, kami memahami risiko yang dapat ditimbulkan oleh insiden seperti ini dan sangat menyesalkan hal ini terjadi," tambah perusahaan.
Twitter juga menyebut, bakal langsung memberitahu setiap pemilik akun, yang dapat dikonfirmasi, apabila terkena efek kebocoran data tersebut.
Baca Juga: Tab 'Like' di X Tak Bisa Dilihat Orang Lain
Bagi pengguna yang menyembunyikan identitas akunnya, Twitter menyarankan untuk tidak menambahkan nomor telepon atau alamat email yang diketahui publik.
Perusahaan juga menyarankan mereka menggunakan otentikasi dua faktor.su
Editor : Redaksi