LUMAJANG (Realita)- Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena) yang selalu setia menemani Tim Santuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dirasakan sangat kurang. Pasalnya, mobil ini hanya satu-satunya yang dimiliki oleh BPBD Jawa Timur. Bahkan Mosipena juga merupakan mobil satu-satunya yang ada di Indonesia untuk edukasi penanggulangan bencana.
"Saya akan usulkan untuk penambahan Mosipena dalam pembahasan anggaran nanti," ungkap Wakil Komisi E DPRD Jatim Artono.
Baca Juga: Reaksi Cepat DPRD Surabaya untuk Genjot Kinerja BUMD, PD Pasar Surya Jadi Target Penting!
Hal ini diungkapkannya saat berada di SMA Negeri Candipuro, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Keberadaannya untuk melihat pelaksanaan program SPAB di sekolah tersebut.
Menurut Artono, Mosipena yang hanya berjumlah satu ini memang sangat kurang. Mengingat luasnya wilayah Jawa Timur yang menjadi cakupan untuk edukasi kebencanaan. "Saya berharap nanti bisa bertambah agar mobilitas semakin meningkat. Jadi nanti SPAB tidak hanya untuk 20 sekolah saja, tapi bisa diperluas atau ditambah," jelas Artono.
Pelaksanaan SPAB di SMAN Candipuro dilaksanakan pada Selasa dan Rabu, 27-28 September 2022. Dalam pembukaannya, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Budi Santosa mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada SMAN Candipuro yang mengizinkan tempat untuk didirlkan tenda ramah anak dan dapur umum saat erupsi Gunung Semeru, Desember 2021 lalu. Bersama para relawan, BPBD Jatim berada di sekolah ini untuk membantu penyintas bencana Semeru.
"Selain Semeru, ada sekitar 70 gunung di Jatim yang berpontensi bencana. Belum lagi ada 9 kabupaten di pesisir Selatan yang rawan tsunami," jelasnya
Baca Juga: Tagana Latih Mitigasi Bencana, PJs Wali Kota Surabaya : Pelatihan Perlu Lebih Masif Hingga Sekolah
Sedangkan Kepala SMAN Candipuro Anang Dwi Ujianto mengatakan, dengan adanya SPAB, siswa dan stakeholders sekolah mendapatkan wawasan dan ilmu baru. "Tidak seperti biasanya di dalam kelas, kegiatan SPAB menarik sekali karena ada praktik atau simulasi bencana sehingga anak-anak lebih tahu tentang kebencanaan," kata pria yang baru menjabat 3 bulan sebagai kepala sekolah ini.
Selain erupsi Gunung Semeru, kawasan di sekolah ini juga berpotensi terjadi bencana tanah longsor dan gempa bumi. Tiga fasilitator, yakni Aslichatul Insiyah, Nurul Wachida, dan Rizki Daniarto memberikan berbagai materi. Di antaranya kajian risiko bencana yang pesertanya dari stakeholder sekolah. Mereka juga mendapatkan pelatihan dan simulasi kebencanaan. Interaksi positif dan animno tinggi para peserta membuat pelatihan ini berjalan lancar.
Acara ini juga dihadiri Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Lumajang dan Jember Mahrus Syamsul, Kalaksa BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Jatim Andhika Nurrahmad Sudigda, dan Subkoordinator Subsubtansi Pencegahan BPBD Jatim Dadang Iqwandy.
Baca Juga: DPRD Surabaya Gelar Paripurna Tetapkan Fraksi, Sekda Ikhsan Datang
Sedangkan penutupan dilakukan oleh Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo
dilanjutkan dengan penyerahan dokumen kajian risiko bencana kepada pihak sekolah.
Editor : Redaksi