PONOROGO (Realita)- Ironis, mungkin kata itu yang menggambarkan nasib Tiara Maleeha Rabbani,bseorang bayi perempuan berusia 3 bulan asal Dukuh Tunggur Desa Karangan Kecamatan Badegan. Bagaimana tidak, bayi pasangan pasangan Tulus Heri Siswono (24 tahun) dan Maya Mujayani (21 tahun) ini terlahir tanpa tempurung kepala.
Mirisnya, kendati lahir tanpa tempurung kepala, Tiara ternyata juga memiliki kelainan pada bibir bagian atas, dan hidung yang tumbuh tak sempurna seakan tidak memiliki tulang hidung.
Baca Juga: Bayi Seberat 1 kg Ditaruh Kardus Sepatu Hidup-Hidup lalu Dibuang ke Sampah
Maya ibu kandung Tiara mengaku tidak memiliki firasat saat sang bayi lahir pada Oktober lalu. Bahkan ia rutin memeriksakan kehamilannya ke dokter kandungan.
" Selama kehamilan tidak mengalami keanehan, periksa ke dokter juga rutin. Beberapa kali memeriksakan ke bidan, dan juga menjalani pemeriksaan USG. Namun ketika usia kandungan memasuki 7 bulan, saat ke dokter kandungan, saya diberitahu jika bayinya tidak memiliki tempurung kepala," ujarnya, Selasa (27/12/2022).
Maya mengaku akibat kelainan pada bayi dikandunganya, ia diminta oleh dokter untuk segera dioprasi, lantaran khawatir sang bayi meninggal di dalam kandungan. Namun ia bersikeras menunggu hingga usia kandungan 9 bulan.
" Karena saya merasa sehat dan kandungan tidak bermasalah saya tunggu sampai 9 bulan. Namun ketika sudah saatnya lahir dan belum bukaan akhirnya tetap cesar," akunya.
Baca Juga: Viral! Bayi Berlumuran Tanah dan Dikerubuti Semut, Diselamatkan Mahasiswa
Maya menambahkan, pasca kelahiran Tiara harus menjalani perawatan selama 22 hari di RSUD dr Harjono. Ia pun sempat disarankan untuk dirujuk ke Rumah Sakit di Jakarta untuk memeriksakan sang anak. Namun lantaran takut kondisi sang bayi memburuk saat perawatan, ia memilih merawat sang bayi di rumah saja.
" Karena saya diberitahu jika dilakukan perawatan dan tindakan operasi kondisi bayi saya tidak bisa bertahan hidup lama, jadinya saya minta untuk dirawat seadanya dulu. Alhamdulillah masih sehat sampai saat ini,” tambahnya.
Hingga kini Maya mengaku tidak mengetahui kondisi anaknya itu. Pasalnya, sang dokter hanya menyebutkan bayinya tanpa tempurung kepala. Ironisnya akibat keterbatasan dana, perawatan medis dan lainnya hanya dilakukan sedanya dan dirawat layaknya bayi normal. Hal ini lantaran sang suami hanya sebagai penjual Bakso di Surabaya dengan pengahasilan pas-pasan.
Baca Juga: Cemburu Buta, Cewek Ini Bunuh Bayi Milik Pasangan Lesbiannya
" Tidak bisa diajak perjalanan jauh, untuk menggendong harus disangga kepalanya karena ada benjolan diatasnya. Tapi anak saya sehat, semua normal, namun saat ini minum susu formula karena ASI saya tidak keluar,” terang Maya.
Sementara itu, Kepala Desa Karangan Pujianto mengaku prihatin dengan kondisi bayi salah satu warganya itu. Hingga kini pihaknya masih berkordinasi dengan Dinas terkait untuk mengetahui kondisi sebenarnya sang bayi malang ini.
" Mengingat resiko yang dihadapi juga tinggi, kita akan berusaha semaksimal mungkin,” pungkasnya. znl
Editor : Redaksi