JAKARTA- Anggota Komisi VI DPR RI Ahmad Baidowi meminta Menteri BUMN Erick Thohir mencopot Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati dan Komisaris Utama Basuki Tjahaja Purnawa yang tak becus mengendalikan sistem keamanan di sejumlah fasilitas Pertamina.
Menurut polikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu, Pertamina tak belajar dari kesalahan sehingga membuat insiden kebakaran mengular ke Kilang Pertamina Dumai, Sabtu (1/4) kemarin.
Baca Juga: Anies Temui Mantan Istri Ahok, Ada Apa?
“Semua kecelakaan yang berulang ini menunjukkan bahwa jajaran direksi dan komisaris yang dipimpin Dirut Nicke Widyawati dan Komut Basuki Tjahaja Purnama tidak mampu mengendalikan sistem keamanan pada fasilitas Pertamina,” kata Baidowi, Minggu (2/4).
“Keduanya perlu mengundurkan diri, jika tidak Menteri BUMN diminta mencopot mereka dari posisi yang sedang dijabat,” sambungnya.
Ketua DPP PPP ini mencatat setidaknya sejak 2021 telah tujuh kali aset Pertamina mengalami kebakaran. Di antaranya Kilang Balongan terbakar pada 29 Maret 2021, Kilang Cilacap terbakar pada 11 Juni 2021, kemudian terbakar lagi pada 13 November 2021.
Kemudian, Kilang minyak Balikpapan terbakar pada 4 Maret 2022, kemudian terbakar lagi pada 15 Mei 2022. Depo Pertamina Plumpang terbakar pada 3 Maret 2023, lalu pada awal April 2023 kilang minyak Pertamina di Kota Dumai meledak dan terbakar.
“Jika belum dicopot, Dirut dan Komut Pertamina harus mundur dari posisinya sebagai bentuk tanggung jawab moral atas ketidakmampuannya mengelola sistem keamanan pada fasilitas Pertamina sehingga mengakibatkan kebakaran yang terus berulang. Keduanya dinilai tidak mampu menghadirkan solusi dalam hal keamanan aset,” lanjutnya.
Untuk itu kebakaran yang terus terjadi menunjukkan lemahnya sistem keamanan pada aset dan fasilitas Pertamina.
Pertamina lemah dalam menjalankan aspek Health, Safety, Security, dan Environment (HSSE), padahal aset-aset Pertamina merupakan aset yang strategis dan mempunyai risiko tinggi. “Fraksi PPP kembali mendesak untuk dilakukannya audit, evaluasi, dan perbaikan yang menyeluruh pada sistem keamanan di semua aset dan fasilitas Pertamina untuk mencegah terulangnya kebakaran di masa mendatang,” ujar Baidowi.
Baca Juga: Jadi Komisaris Utama Pertamina, Gaji Ahok Rp 8,3 M per Bulan
Sebelumnya, dentuman keras yang disertai getaran kuat diduga berasal dari Kilang Minyak Putri Tujuh Pertamina RU II Dumai, Provinsi Riau pada Sabtu (1/4) malam. Lalu dentuman tersebut mengakibatkan kebakaran.
Juru Bicara Pertamina RU II Dumai Agustiawan, Minggu (2/4) dini hari, mengatakan lima orang yang terdampak kecelakaan kerja di ruang operator tersebut saat ini telah dibawa ke RS Pertamina Dumai untuk memperoleh perawatan medis.
Saat ini Tim Keadaan Darurat Pertamina juga telah berhasil mengatasi kejadian di area gas compressor Kilang Dumai. Kebakaran telah dapat dikendalikan pada Sabtu malam sekitar pukul 22.54 WIB.
Agustiawan mengatakan saat ini operasional kilang di unit terdampak dihentikan sementara untuk memastikan keamanan di lokasi.
Baca Juga: Kilang Pertamina Dumai Meledak, 9 Warga Jadi Korban
Sementara unit lain di Pertamina Dumai tetap beroperasi secara normal. Untuk penyebab kejadian sendiri hingga saat ini masih belum diketahui.
“Saat ini Tim terus fokus untuk memastikan kondisi aman. Pertamina Kilang Dumai juga terus melakukan pemantauan untuk memastikan agar masyarakat di sekitar kilang tidak terdampak oleh kejadian ini,” kata Agustiawan, Minggu (2/4).
Kebakaran tersebut sebelumnya disertai beberapa ledakan yang terdengar dari jarak hingga lebih 25 kilometer.
Ledakan itu juga berdampak pada sejumlah bangunan yang ada di sekitarnya, antara lain rumah warga mengalami pecah kaca, dinding retak-retak dan plafon masjid berjatuhan. Agustiawan memastikan Pertamina akan bertanggung jawab atas dampak insiden tersebut.mr
Editor : Redaksi