2 Tokoh Kuat Aceh Selatan Buat Surat Terbuka

IPW Desak Kapolri Evaluasi Kinerja Kapolres Aceh Selatan

JAKARTA (Realita)- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo harus mengevaluasi kinerja Kapolres Aceh Selatan yang diduga akan  mengkriminalisasi tokoh masyarakat Kuet yang memprotes keberadaan tambang emas ilegal.

Pasalnya, dua tokoh masing-masing Sutrisno dan Jumra Adina dipolisikan pihak PT. Beri Mineral Batubara, Latifah Hanum yang memiliki ijin tambang biji besi namun menambang emas dengan dugaan pidana perbuatan tidak menyenangkan. 

Baca Juga: Ini Catatan IPW Terkait isu Saksi Kapolda Dalam Sengketa Pilpres

"Dua tokoh masing-masing Sutrisno dan Jumra Adina dipolisikan pihak PT. Beri Mineral Batubara, Latifah Hanum yang memiliki ijin tambang biji besi dengan dugaan pidana perbuatan tidak menyenangkan," ujar Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso dalam keterangan tertulisnya kepada Realita.co, Jum'at (25/8/2023).

IPW (Indonesia Police Watch) merinci, kedua tokoh masyarakat Kuet Tengah, Aceh Selatan itu diadukan Latifah tanpa membuat laporan polisi pada 18 Agustus 2023. Pada hari yang sama dikeluarkanlah surat perintah penyelidikan nomor: Sp.Lidik/145/VIII/RES.1.24/2023 oleh Polres Aceh Selatan. Kemudian tanggal 18 Agustus itu juga keduanya dibuatkan surat panggilan untuk datang ke Satreskrim Polres Aceh Selatan pada hari, 21 Agustus 2023.

Masih sambung keterangan Sugeng, untuk Jumra surat panggilannya bernomor: B/49/VIII/RES.1.24/2023 yang ditandatangani Iptu Deno, Wahyudi. Sementara surat panggilan untuk Sutrisno bernomor: B/50/VIII/RES.1.24/2023.

"Dengan adanya surat panggilan tersebut, pada 19 Agustus 2023, keduanya membuat surat terbuka kepada Kapolri Jenderal Sigit Prabowo, untuk memohon perlindungan hukum. Isinya, keduanya sangat terkejut dengan adanya surat panggilan dari Polres Aceh Selatan atas aduan Latifah. Lantaran, di daerah Kecamatan Kluet Tengah, sejak lama beroperasi tambang emas PT. Beri Mineral Utama padahal IUP OP-nya  biji besi, bahkan Dinas ESDM Pemerintah Aceh pada sekitar bulan April 2023 memberikan peringatan tertulis," tambahnya.

Baca Juga: Kasus Aiman Witjaksono Dihentikan, IPW Apresiasi Langkah Polda Metro Jaya

Bahwa lokasi tambang  PT MBU pernah dikunjungi tim terpadu dari Propinsi Aceh  tanggal 25 Juli 2023 dan melakukan rapat, serta telah disepakati dengan semua masyarakat yang hadir untuk menghentikan dan menutup operasi tambang PT. MBU yang diduga nyata merusak lingkungan, Namun, PT. MBU tetap beroperasi dan menambang emas sehingga menimbulkan demo dari masyarakat di lokasi tambang," jelasnya.

Dengan surat terbuka tersebut, keduanya merasa aneh jika Polres Aceh Selatan begitu percaya dan cepat menerima aduan dan dengan cepat pula merespon dengan memanggil keduanya. Padahal seharusnya, Polres Aceh Selatan menyelidiki adanya tambang emas dengan memakai ijin tambang biji besi. 

"Dengan adanya surat terbuka dari Sutrisno dan Jumra Adina tersebut, Indonesia Police Watch (IPW) meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menurunkan Tim Itwassus Polri dan Propam Polri ke Polres Aceh Selatan. Penurunan tim ini, agar pengawasan Polri berjalan dari Pusat ke satuan kerja wilayah dalam melaksanakan aturan perundang-undangan dan tidak terjadi penyalahgunaan wewenang dari anggota Polri," ucap Sugeng.

Baca Juga: TPN Tuding Laporan IPW ke KPK yang Menuduh Ganjar Pranowo Terima Gratifikasi, Bermuatan Politis

Penurunan tim ini, sekaligus untuk mengikis stigma di masyarakat agar polisi jangan berpihak pada pemodal dan menjadi pelindung pemodal serta polisi melakukan penegakan hukum yang tumpul ke atas namun tajam ke bawah sesuai amanah pimpinan tertinggi di Polri. 

"Di era program Polri Presisi ini, masyarakat membutuhkan rasa keadilan yang nyata dari Polri sehingga citra Polri tetap terjaga sesuai marwahnya," tutupnya.tom

Editor : Redaksi

Berita Terbaru