PROBOLINGGO - Kebakaran hutan di Gunung Bromo ternyat tidak hanya mengancam keberadaan flora dan fauna langka. Kebakaran hutan di Bromo juga mengakibatkan terputusnya saluran air bersih ke 6 desa yang ada di Kecamatan Sukapura.
Enam desa yang berada di Kecamatan Sukapura, Probolinggo itu adalah Desa Ngadirejo, Desa Wonokerto, Desa Ngadas, Desa Jetak, Desa Wonotoro, dan Desa Ngadisari.
Baca Juga: Andrie Wibowo Ekawardhana, Manajer WO yang Jadi Biang Terbakarnya Bukit Teletubbies
"Air bersih ini berasal dari beberapa sumber mata air. Salah satunya berasal dari Gunung Wantangan dan juga Bukit Savana Gunung Bromo. Adanya kebakaran ini, pipa yang terbuat dari PVC di kedua sumber ini rusak," kata Kepala Desa Jetak, Ngantoro kepada detikJatim, Minggu (10/9/2023).
Untuk sementara, kata Ngantoro, sebagian warga yang biasanya mendapatkan pasokan air dari Sumber Gunung Wantangan dan juga Bukit Savana Gunung Bromo mengantisipasi dengan mengambil dari desa tetangga. Termasuk membeli air di beberapa sumber milik desa.
"Ya untuk sementara ini, kebutuhan air bersih, sebagian warga membeli dari sumber yang ada di Desa Ngadas karena memang air yang sumbernya berada di area yang terbakar sudah rusak," ujar Ngantoro.
Sebelum rusak akibat kebakaran, menurut dia, saluran air sempat rusak akibat jalur trail yang memunculkan percikan hingga menjadi kristal es. Tapi kali ini ditambah dengan adanya kebakaran otomatis pipa saluran air itu makin rusak.
"Harapan kami ya semoga kebakaran segara bisa diatasi, sehingga pipa saluran air bersih dari kedua sumber itu dapat segera diperbaiki. Semoga musibah ini segera berakhir, dan warga bisa lagi menikmati air bersih," tutupnya.
Sebelumnya, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) menyatakan setidaknya ada 7 titik api kebakaran hutan di kawasan Gunung Bromo yang bermula dari Bukit Teletubbies.
Pendataan itu dilakukan berdasarkan pengamatan dan hasil koordinasi Tim Gabungan pemadam termasuk TNBTS pada Kamis (7/9/2023). Hari ini, Kepala BB TNBTS Hendro Wijanarko memastikan bahwa saat ini 6 titik api dipastikan sudah padam dan hanya menyisakan 1 titik api saja.
Baca Juga: Pasangan Prewedding Nyalakan Flare, Bukit Teletubbies Bromo Terbakar
"Jadi kita masih fokus proses pemadaman, kalau sudah selesai pemadaman dan dipastikan api atau asap sudah tidak ada lagi baru kami ada identifikasi berapa luas lahan yang terbakar dan segara akan kami sampaikan," kata Hendro kepada detikJatim.
Meski titik api kebakaran hutan di Bromo sudah mulai reda, para petugas terus melakukan pemadaman dan pembasahan di area kebakaran untuk memastikan titik api baru tidak muncul lagi.
Sementara, berkaitan pendataan luas area yang terbakar akibat aktivitas prewedding tanpa izin dengan menggunakan flare, Hendro menyebutkan bahwa hal itu baru bisa dilakukan saat semua titik api sudah padam.
Tidak hanya itu, bila seluruh api sudah padam dia juga menyatakan bahwa BB-TNBTS selaku pengelola wisata akan mengkaji pembukaan kembali kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo.
Baca Juga: Kemenangan Persebaya Atas Bali United Ternodai Flare dan Kembang Api
"Kalau satu titik api yang terlihat ini berada di Gunung Watangan. Jadi kami benar-benar pastikan dulu kalau api atau asap di sekitar area Gunung Watangan ini tidak ada lagi," ungkap Hendro.
Hendro menyebutkan bahwa dalam proses pemadaman ini TNBTS telah mengirim tim tambahan untuk membantu tim yang sudah berada di lokasi lebih dulu.
"Bahkan untuk pemadaman bisa juga dilakukan di malam hari sambil memantau munculnya titik api baru," pungkasnya.ik
Editor : Redaksi