PONOROGO (Realita)- Tangan mu Harimau mu, mungkin pribahasa itu yang patut disematkan terhadap Udin Irchamna (21) warga Desa Mrayan Kecamatan Ngrayun ini. Pasalnya, akibat sembarangan menebar hoak's di Media Sosial (Medsos), pemuda pengangguran ini harus menerima konsekuinsi akibat perbuatanya tersebut, Jumat (30/07).
Kasus ini berawal dari postingan Udin di grob Face Book ICWP ( Info Cegatan Wilayah Ponorogo Tanpa Sensor), dengan caption " Penanganan jenasah rumah sakit paju Ponorogo lelet. Jenasah sampai di taruh di luar ruangan ,Mbok yo sing pener neg ngurusi jenasah ke " tulisnya dalam sebuah foto berlatar belakang peti di luar Kamar Mayat RSUD," postingan itu pun sontak viral dan mengundang reaksi netizen. Bahkan dalam satu jam uploadan puluhan komentar membanjiri postngan tersebut.
Baca Juga: Kominfo Putus Akses Ribuan Hoaks di Medsos Terkait Covid-19 dan Vaksinasi
Postingan itu pun mengundang reaksi keras pihak Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) dr Harjono Ponorogo. Lantaran apa yang dituduhkan Udin tidak benar. Kendati demikian kasus ini tidak dibawa ke ranah hukum, usai dilakukan klarifikasi Udin mengaku salah dan khilaf. Ia pun membuat surat pernyataan permohonan maaf bermatrei atas postingan yang telah menjelek-jelekan rumah sakit plat merah itu. Pelaku juga ikut memandikan jenasah pasien covid-19, sebagai bentuk suport bagi nakes di ruang pemulasaran jenasah.
" Saya meminta maaf sebesar-besarnya, terhadap temen-temen yang berjuang dalam penanganan Covid-19, juga terhadap RSUD dr Harjono. Atas postingan saya. Saya memosting itu karena emosi sesaat. ditambahin. Saya nanti ikut memandikan jenasah, karena pengin tahu seperti apa didalam," ujarnya.
Pemuda lulusan SMA ini mengaku, postingan itu berawal saat sang Bibi meninggal akibat Covid-19, dimana hingga pukul 11.00 siang jenasahnya tak kunjung dimandikan petugas. Tanpa mekroscek dulu ke petugas penyebab jenasah bibinya tak kunjung di mandikan, ia pun lantas menuduh pihak RSUD sengaja menelantarkan pasien hingga ber jam-jam.
" Ya mungkin kendala pola pikir saya yang kacau karena keluarga. Saya melihat sesuatu ya saya posting itu," akunya.
Baca Juga: Video Standing Ovation untuk Jokowi di KTT G20 Italia, ternyata Hoax
Sementara itu, Humas RSUD dr Harjono Ponorogo Suprapto memilih memaafkan tindakan pelaku. Ia pun memaklumi kondisi yang memicu pelaku memposting hoaks di medsos. Namun ia mematistikan RSUD tidak menelantarkan jenasah. Pasalnya, saat bersamaan petugas juga tengah memandikan dua jenasah, sementara dua jenasah lagi termasuk jenasah bibi pelaku juga tengah mengantri diluar.
" Jadi bukan ditlantarkan, tapi menunggu giliran. Karena saat itu ada 4 jenasah, yang dua tengag dimandikan petugas. Petugas kami juga bekerja sejak pukul 5 pagi," ungkapnya.
Prapto menambahkan, lamanya proses pemandian jenasah Covid, akibat proses pemandian harus benar-benar bersih sebelum dikafani. Minimal untuk pemandian satu jenasah dibutuhkan waktu 1,5 jam.
Baca Juga: Selama Pandemi, 31 Ribu Jenazah Dimakamkan dengan Protokol Covid 19 di Jakarta
" Jadi harus benar benar bersih, sesuai aturan agama. Sehingga kami mohon maklum bila keluarga harus menunggu lama. Tidak ada niat kami menelantarkan jenasah Covid. Mereka juga manusia, sudah semestinya mereka diperlakukan layaknya manusia," ujarnya.
Suprapto menghimbau, agar kasus ini menjadi pelajaran baik bagi Udin, maupun masyarakat yang gemar menebar hoak. Khususnya tehadap RSUD dr Harjono. Pasalnya, apa yang ditulis belum tentu benar dan cenderung merugikan. Hal itu membuat para Tenaga Kesehatan (Nakes) yang berjibaku dengan pasien Covid tersakiti. Ditengah jerih payah dan mati-matian menekan dan mengobati pasien Covid yang terus berdatangan, mereka masih dipandang hina.
" Tolong lah, hargai jerih payah kami. Kesehatan kami tidak kami perdulikan, banyak dari kami meninggal karena mengobati anda. Tolong hargai kami sedikit saja," harapnya. lin
Editor : Redaksi