Pelaku Mutilasi di Ngawi Panik karena Diminta Ceraikan Istri Sahnya oleh Korban

SURABAYA (Realita) - Tersangka pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah (29), Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33), terlihat berkali-kali menangis saat menjalani pemeriksaan di Ruang Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, Surabaya.

Tangisan tersebut muncul ketika ia berbicara mengenai kedua anaknya, yang menjadi salah satu alasan kuat di balik tindakannya.

Baca Juga: Korban Mutilasi di Ngawi, Berstatus Janda Beranak Dua

Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Arbaridi Jumhur, mengungkapkan bahwa dalam proses interogasi, Rohmad sering terdiam dan menundukkan kepala dengan mata sembab.

"Dia selalu menangis jika kami menyebutkan tentang anak-anaknya," ujar Jumhur pada Senin (25/1/2025).

Motif di balik pembunuhan dan mutilasi Uswatun diduga berkaitan dengan dendam terhadap ucapan menyakitkan yang dilontarkan oleh korban.

Korban, menurut Jumhur, sering mengolok-olok anak tersangka dengan kata-kata kasar. Hal ini menyebabkan Rohmad merasa terhina dan marah, yang akhirnya mendorongnya melakukan tindakan kejam tersebut.

Baca Juga: Pelaku Mutilasi di Ngawi Dikenal sebagai Anggota LSM yang Dekat dengan Polisi

"Saat kami tanyakan soal anak, pelaku selalu menangis. Dia sayang pada anak-anaknya," lanjut Jumhur, menambahkan bahwa penyidik melihat adanya keterikatan emosional yang kuat antara Rohmad dan anak-anaknya.

Selain itu, perjalanan hubungan percintaan antara Rohmad dan Uswatun memang tidak mulus.

Tersangka mengungkapkan bahwa korban memaksanya untuk segera menikahi dirinya dengan syarat yang cukup berat, yakni menceraikan istri sahnya.

Baca Juga: RTH Ngaku Marah Anak Kandungnya Dihina lalu Memutilasi Korban, Tubuhnya Ditaruh Dalam Koper

Ketegangan ini diduga menjadi faktor pemicu konflik yang berujung pada pembunuhan. 

Pembunuhan Uswatun Khasanah yang kemudian diikuti dengan mutilasi adalah tindakan yang sangat keji dan melampaui batas kemanusiaan. Jasad korban ditemukan dalam sebuah koper di Kabupaten Ngawi, dan setelah diselidiki, pelaku terungkap sebagai kekasih korban yang mengaku sebagai suami siri.

Meski pelaku sudah ditangkap, trauma akibat kejadian ini tetap membekas, terutama pada dua anak korban yang kini harus hidup tanpa ibu. Untuk itu, Polres Blitar turun tangan memberikan dukungan kepada keluarga korban, khususnya anak-anaknya, melalui layanan trauma healing.pas

Editor : Redaksi

Berita Terbaru

Kartel Santa Rosa de Lima Makin Kejam

SALAMANCA (Realita)- Ketidakamanan di Salamanca: tiga mayat ditemukan tergantung di jembatan jalan raya Cárdenas-San Vicente Peristiwa kekerasan di …