Hari Kartini Menjadi Semangat Eunike Mengembangkan Karir di Pegadaian

SURABAYA(Realita)-Penetapan peringatan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April sesuai Kepres No.108 tahun 1964 memiliki makna mendalam bagi kaum perempuan. Hari tersebut menjadi momentum kebangkitan untuk mendapatkan pengakuan kesetaraan kaum hawa di Indonesia. 

Momentum ini juga dipegang Eunike P. Rebecca Pariela, S.H., M.H., C.T.L., C.P.C.L.E., C.L.A., lulusan Hukum Universitas Surabaya (Ubaya) yang menjadi satu-satunya Legal Officer PT Pegadaian (Persero) wanita yang saat ini bertugas di Kanwil X Bandung. Sebagai wanita yang memegang penuh persamaan gender, ia memiliki falsafah hidup untuk terus berjuang dan menyetarakan diri dengan kaum laki-laki. 

Baca Juga: Peringati World Habitat Day, Pegadaian Gelar Aksi Penanaman Pohon

“Wanita itu kalau mau berbicara persamaan gender harus melengkapi ilmunya juga. Jangan menuntut haknya saja seperti cowok tetapi tidak mau menyamakan kewajibannya, antara lain meningkatkan keilmuannya,” ujar wanita yang sudah mengambil pendidikan advokat di Surabaya ini. 

Eunike menceritakan, untuk setara dengan pria membutuhkan proses yang cukup berat, tidak serta-merta mendapatkan pengakuan saja. Saat itu, wanita kelahiran Ujung Pandang ini memutuskan untuk menempuh pendidikan Fakultas Hukum di Ubaya pada tahun 2005. Setelah lulus, Eunike mulai meniti karirnya di Pegadaian Ambon kemudian melanjutkan perjuangannya meniti karir di Pegadaian Surabaya sebagai Analis Kredit dan selanjutnya ke Pegadaian Jakarta yang tergabung dengan Bagian Hukum Pegadaian. Selain di Pegadaian, Eunike juga memiliki pengalaman bekerja di Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) sebagai peserta Ahli Pengetahuan. 

Karir pertama wanita kelahiran 23 November 1986 ditempatkan di Pegadaian Ambon, disalah satu outlet. Tidak berhenti disitu, Eunike mendapatkan tugas ke Surabaya, sebagai analis kredit. Di Kota Pahlawan inilah keinginan untuk meningkatkan pendidikan tumbuh kembali, ia melakukan pendidikan advokat untuk melengkapi keilmuannya. 

Tak begitu lama, bungsu dari empat bersaudara ini mendapatkan tugas ke Jakarta dan bergabunh deng bagian Hukum di Kantor Pusat. Perjuangan demi perjuangan dilakukan, tak tanggung-tanggung ia dijuluki wanita seperti pria. “Saya sering dijuluki ‘kalau ini mah...casingnya doang yang cewek’,” ungkap Eunike ini. 

Baca Juga: Pegadaian Peduli Ajak Relawan Bakti BUMN Batch V Bangkitkan Sumatera Barat

Julukan tersebut justru membuat semangatnya semakin meningkat, ia ingin menunjukan bahwa wanita tidak bisa diremehkan. Wanita juga bisa menangani pekerjaaan pria dengan keterbatasan yang dimiliki. Dan sekarang Eunike menduduki posisi sebagai Legal Officer PT Pegadaian (Persero) di Kanwil X Bandung yang pastinya memiliki peranan penting dalam mengambil keputusan. 

Cilegon dalam

Dengan jabatan yang diperoleh, anak bungsu dari empat bersaudara ini menilai banyak pelajaran yang bisa dipetik. Wanita jangan sampai kalah dengan pria, caranya bekerjalah seperti pria, kembangkan keilmuan untuk mampu setara dengan pria, dan ambillah tanggung jawab pria. 

Yang tak kalah penting, lanjutnya, sebagai seorang wanita jangan sampai tertinggal dengan perkembangan zaman. Di era tehnologi seperti ini, untuk mengembangkan tingkat keilmuan semakin besar, karena pergaulan dengan siapapun bisa dilakukan. Artinya, pengembangan keilmuan tidak hanya terkungkung diarea kerja, tetapi keilmuan bisa ditingkatkan dengan menjalin hubungan dengan pihak luar. 

Baca Juga: Wamen BUMN Resmikan The Gade Tower, Green Building Milik Pegadaian

“Wanita harus up grade dirinya dan menambah ilmu yang up to date sesuai dengan perkembangan zaman,” ungkap Eunike. 

Kenapa up grade ilmu penting, karena wanita memiliki kendali dalam pengembangan keilmuan anak. Jika seorang ibu tidak mampu mengikuti perkembangan anak, maka anaknya akan tertinggal. “Minimal dengan era digital ini, perempuan memiliki satu akun sosial media (Sosmed) untuk pengembangan pengetahuannya,” pungkas wanita yang memiliki hobi travelling dan fotografi ini.arif

Editor : Arif Ardliyanto

Berita Terbaru