Alternatif Cara Berlibur Relatif Aman Saat Nataru Yakni "Staycation"

JAKARTA (Realita)- Memahami keinginan masyarakat untuk memanfaatkan masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus mengingatkan masyarakat, bahwa jikapun harus bepergian, maka di harapkan menjadi wisatawan yang bertanggung jawab.

Dalam arti, tetap menegakkan protokol kesehatan,serta pastikan sudah tervaksinasi dengan lengkap. Dalam Siaran Pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9)– KPCPEN, Kamis (30/12/2021), Deputi  Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya menyampaikan salah satu alternatif cara berlibur yang relatif aman pada masa Nataru yakni staycation, atau berlibur dengan memanfaatkan fasilitas hotel. 

Baca Juga: Hikmu Gelar Ibadah Natal di Gedung Parlemen

Lebih lanjut, Nia menjelaskan beberapa alasan mengapa staycation dipandang lebih aman. Pertama,karena kegiatan liburan tersebut dapat dilakukan dari titik terdekat.Dengan demikian, para pelaku tidak harus melakukan pergerakan atau mobilitas yang jauh. 

Meski dilakukan di tempat yang tidak terlalu jauh dari rumah, kata Nia, menginap di hotel tetap memberikanpengalaman yang berbeda dan wisatawan bisa merasakan kearifan lokal yang berbeda pula. “Dan sudah keluar dari lingkungan keseharian, diambil experience-nya, take the local wisdom,” lanjut Nia. 

Selain itu, kegiatan tersebut biasanya di lakukan dalam kelompok kecil, sehingga risiko berkerumun dengan orang lain dapat ditekan.

“Kecenderungannya (staycation) dalam kelompok kecil. Keluarga atau teman yang kita tahu persis bahwa mereka sehat, sudah divaksin, bahkan mungkin swab antigen dulu, dan protokol kesehatannya ketat,” tutur Nia.

Kemudian terkait sarana transportasi yang di gunakan, Nia menyebutkan bahwa pelaku staycation

lebih banyak bergerak dengan kendaraan pribadi, sehingga tidak banyak bertemu orang lain seperti ketika menggunakan moda transportasi umum. 

Meski relatif lebih aman, Nia tetap menekankan, bahwa pelaku staycation harus tetap menjadi traveller yang bertanggung jawab, yakni wajib vaksin lengkap dan tidak meninggalkan prokes. 

“Pandemi masih ada, jadi please, jadilah traveller yang bertanggung jawab,” tegasnya. 

Baca Juga: Perayaan Natal di Balai Kota Surabaya Akan Dihadiri 6.000 Jemaat Kristiani

Di sisi lain, menurut Nia, diperlukan peran dari semua pihak diperlukan untuk memastikan kegiatan berwisata tetap aman dan nyaman.Untuk itu, ia juga meminta para pelaku industri pariwisata seperti pengelola hotel, restoran, dan tempat wisata, untuk juga menjadi pengelola yang bertanggung jawab. (tom) atau berlibur dengan memanfaatkan fasilitas hotel. 

Cilegon dalam

Lebih lanjut, Nia menjelaskan beberapa alasan mengapa staycation dipandang lebih aman. Pertama,karena kegiatan liburan tersebut dapat dilakukan dari titik terdekat.Dengan demikian, para pelaku tidak harus melakukan pergerakan atau mobilitas yang jauh. 

Meski dilakukan di tempat yang tidak terlalu jauh dari rumah, kata Nia, menginap di hotel tetap memberikanpengalaman yang berbeda dan wisatawan bisa merasakan kearifan lokal yang berbeda pula. “Dan sudah keluar dari lingkungan keseharian, diambil experience-nya, take the local wisdom,” lanjut Nia. 

Selain itu, kegiatan tersebut biasanya di lakukan dalam kelompok kecil, sehingga risiko berkerumun dengan orang lain dapat ditekan.

“Kecenderungannya (staycation) dalam kelompok kecil. Keluarga atau teman yang kita tahu persis bahwa mereka sehat, sudah divaksin, bahkan mungkin swab antigen dulu, dan protokol kesehatannya ketat,” tutur Nia.

Baca Juga: Gelar Perayaan Natal di Balai Kota Surabaya, Cak Eri: Balai Kota Rumah Semua Agama

Kemudian terkait sarana transportasi yang di gunakan, Nia menyebutkan bahwa pelaku staycation lebih banyak bergerak dengan kendaraan pribadi, sehingga tidak banyak bertemu orang lain seperti ketika menggunakan moda transportasi umum. 

Meski relatif lebih aman, Nia tetap menekankan, bahwa pelaku staycation harus tetap menjadi traveller yang bertanggung jawab, yakni wajib vaksin lengkap dan tidak meninggalkan prokes. 

“Pandemi masih ada, jadi please, jadilah traveller yang bertanggung jawab,” tegasnya. 

Di sisi lain, menurut Nia, diperlukan peran dari semua pihak diperlukan untuk memastikan kegiatan berwisata tetap aman dan nyaman.Untuk itu, ia juga meminta para pelaku industri pariwisata seperti pengelola hotel, restoran, dan tempat wisata, untuk juga menjadi pengelola yang bertanggung jawab. (tom)

Editor : Redaksi

Berita Terbaru