Oleh: DR Jerry Massie MA, PhD (Pakar Politik, Direktur P3S)
Politik lempar batu sembunyi tangan dan politik cuci tangan gencar dilakukan oleh sejumlah politisi.
Baca Juga: Ekonom Indef: Pertumbuhan Ekonomi Era Jokowi Terendah Dibanding SBY bahkan Era Soeharto
Salah satunya Cak Imin, dia yang berkomentar soal penundaan pemilu kini dia menyangkal dan melempar isu ini ke Presiden Jokowi.
Barangkali mayoritas publik tak setuju hingga Cak Imin memainkan politik cuci tangan.
Sikap coba-coba sengaja dimainkan, dan bisa saya sebut para politisi ini adalah kelompok munafik.
Sandiwara, drama dan telenovela sengaja diangkat dan kepura-puraan Jokowi juga susah dari tahun lalu saya baca bahkan sebelum isu penundaan pemilu mencuat.
Saya tak pernah percaya omongan Jokowi paling hajya 10 persen yang saya percaya lebih dari itu i don’t trust in him or i don’t believe.
Ada banyak hal saya nilai Jokowi sosok priibadi yang tak jujur tak memegang teguh janji.
Itulah kalau para Wantimpres tak berfungsi bahkan Wapres Jokowi jarang bicara.
Baca Juga: Direktur P3S: Pengangkatan 127 ASN di Minut Sudah Prosedural, Jangan Jadikan Komoditas Politik
Kalau mau jjujur Jokowi belum bisa memimpin negeri ini. Saya membaca komunikasi verbal dan non verbal beliau mulai dari eye contact and body language beliau ada hasrat yang kuat mengisyaratkan dia mau sekali diperpanjang masa jabatan.
Dulu Jokowi bilang usulan 3 periode menampar wajahnya, justru sekarang pandanhannya berubah usulan bagian demokrasi. Begitu pula Menko Polhukam yang mengekor. Sepatutnya dia memberikan masukan bahwa pemaksaan pemilu ditunda melanggar konstitusi. Malahan statement berrsayap dilontarkan Mahfud MD.uh
Lain pula dengan komtroversi mengenai jaminan hari tua (JHT) yang mana Jokowi yang menyetujui tapi dialah yang terakhir menolak. Ini memang sifat plin-plan. Bisa jadi omongan LBP soal Jokowi yang setuju penambahan bahkan penundaan Pemilu.
Seyogianya, Jokowi memegang teguh janji dan perkataannya, sikap presiden seperti itu yang dibutuhkan bangsa Indonesia. Ada lagi Jokowi yang mendorong cintai produk lokal justru Jokowi mengizinkan produk asing membanjiri pasar Indonesia.
Baca Juga: Pemerintahan Prabowo Diminta Tak Pakai Jasa Buzzer dan Influencer
Belum lagi dia menyebut anaknya tak akan terjun dalam dunia politik justru dia merestui Gibran maju Walil Kota Solo.
Soal konstitusi maka Jokowi perlu banyak belajar ke mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY). Yang mana dia tunduk pada konstitusi alias tak memaksakan 3 periode ataupun penundaan pemilu.
Berbeda dengan Jokowi yang masih samar-samar soal konstitusi. Hari ini beliau bilang tidak besok berubah.
Saya ingat, saat mobil Esemka digaungkan Jokowi sebelum beliau naik tahta sebagai Presiden RI. Tapi jabatannya sudah akan berakhir tapi mobil dan parbriknya tak pernah ada.
Editor : Redaksi