SUMENEP (Realita) - Ratusan mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Sumenep, menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, Madura, Jawa Timur, Senin (11/4/2022).
Dalam aksinya, mahasiswa mempersoalkan beberapa kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat. Antara lain, mahasiswa menolak kebijakan pemerintah yang telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax, dari sebelumnya Rp9.000 menjadi Rp12.500.
Baca Juga: Demo Tolak Dinasti Politik Jokowi di Makassar Ricuh, 1 Angkot Terbakar
"Kenaikan harga BBM ini akan berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat, salah satunya bahan-bahan pokok akan ikut naik," teriak salah seorang orator aksi, Abdul Mahmud.
Selain itu, massa aksi juga mengkritisi kenaikan harga minyak goreng yang hingga saat ini belum menemukan solusi. "Soal kenaikan harga minyak goreng, mana peran pemerintah? Bisanya hanya berwacana dan saling menyalahkan antar instansi negara," imbuhnya.
Wacana perpanjangan masa jabatan Presiden menjadi 3 periode, meski telah dibantah langsung oleh Presiden Jokowi, juga kadung menyulut kemarahan mahasiswa. Menurut mereka, wacana penundaan Pemilu atau presiden 3 periode sudah menyalahi konstitusi.
Baca Juga: Media Asing Soroti Sikap Jokowi Soal Putusan MK
"Wacana penambahan masa jabatan presiden menjadi 3 periode, ini hanya akal-akalan elit pemerintah. Ujung-ujungnya nantin rakyat yang ditindas," ujarnya.
Dalam aksi tersebut, Aliansi Mahasiswa Sumenep meminta seluruh anggota DPRD setempat bersepakat dengan mereka. Mahasiswa meminta wakil rakyat menyampaikan aspirasi mereka, baik kepada DPR RI maupun Pemerintah Pusat.
Hanya saja, keinginan mereka tak terwujud. Pasalnya tak semua anggota DPRD Sumenep berada di kantornya, meski mahasiswa sebelumnya telah menyampaikan surat pemberitahuan.
Baca Juga: Pelepasan Mahasiswa KKN Tematik ke-9 Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Mahasiswa pun merasa kecewa yang kemudian diluapkan dengan menerobos masuk ke halaman gedung DPRD Sumenep dengan membongkar kawat berduri dan merobohkan pintu dan pagar gedung wakil rakyat.
“Ini bukti nyata bahwa, ketika rakyat hendak menyampaikan aspirasi, wakilnya selalu tak bisa menemui,” tandasnya.haz
Editor : Redaksi