Perang Palestina vs Israel Sudah Sunatullah?

realita.co
Anak-anak Palestina meratapi rumah mereka yang hancur dibom Israel.

SOLO- Konflik antara Palestina dan Israel kini tengah menjadi sorotan dunia. Ratusan orang meninggal dunia dan ribuan lainnya terluka akibat serangan dari kedua kubu.

Ulama kondang KH Bahauddin Sunatullah Nursalim mengatakan sampai Hari Kiamat, PBB tak akan bisa mendamaikan Palestina-Israel. Hal itu disampaikan saat kajian kitab bersama santri.

Baca juga: Teroris Israel Serang Masjid di Jalur Gaza, 18 Orang Tewas

Gus Baha sapaan akrabnya mengungkap sejarah mengapa Palestina-Israel sulit didamaikan. Ia membahas Kitab Hayatus Shahabah tentang sejarah Bani Israil, para Nabi dan sejarah masa kecil Rasulullah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

Dalam kajiannya dijelaskan tentang sejarah Yerussalem serta keterkaitannya dengan konflik di Palestina-Israel. Berikut penjelasan Gus Baha dilansir dari iqra.id:

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, di Kota Madinah yang dahulu bernama Yatsrib terdapat komunitas Yahudi dari Bani 'Aus dan Khazraj. Komunitas Yahudi tersebut mempunyai kitab suci. 

Ciri utama kitab suci biasanya membicarakan sesuatu yang akan datang, termasuk membicarakan calon Nabi akhir zaman dari dinasti Ismaily, yakni generasi Nabi Ismail yang secara geografis ada di Makkah.

Kenapa harus Makkah? Karena Nabi Ibrahim dan Sayyidati Hajar hidup di Makkah, sehingga bangsa Arab rata-rata generasi Ismail. Kalau yang di Palestina, yaitu Yahuda Cs, yang akhirnya sekarang jadi kelompok Yahudi Zionis, itu juga keturunan Nabi Ibrahim, dari garis keturunan Nabi Ya'qub 'alahissalam.

Karena Yahuda bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Cara Alquran yaitu wa min-warai Ishaq wa Ya'qub.

Awalnya nasab Nabi Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Yusuf terkenalnya dengan Al-Karim ibnu Karim Ibnu Karim ibnu Karim.

Yusuf ini yang saudara seayah dengan Yahuda Cs yang melahirkan Ariel Sharon Cs itu adalah dinasti Yahudi. Hanya Yusuf dan Bunyamin yang jadi Muslim. Yahuda Cs yang sekarang menjadi bangsa Yahudi.

Makanya, menurut sejarah Palestina dan Yerussalem, bagi orang Yahudi secara legitimasi agama memang bumi Yahudi, makanya orang-orang Arab kalau disuruh mengusir orang Yahudi dari Palestina itu tidak begitu mau.

Baca juga: Kemlu Respon Soal 5 Nahdliyin Bertemu Presiden Israel

Hal ini karena dalam sejarah Islam, Palestina itu punya Nabi Ibrahim melalui anaknya bernama Nabi Ishaq, lalu melahirkan Nabi Ya’qub, lalu melahirkan Yahuda Cs. Paham nggeh?

Akhirnnya sampai sekarang menjadi masalah agama, selain juga menjadi masalah politik zaman perpecahan pada tahun 1964-1966. Sebetulnya sejak dulu sudah masalah agama. Keyakinan orang Yahudi, Palestina itu bumi yang dijanjikan Allah SWT milik mereka. Atas nama kitab suci, mereka mati-matian mempertahankan Israel yang sekarang ini.

Lha, wong Palestina secara sejarah itu lebih dengan kelompok Kan'an. Masalahnya, apakah bangsa Kan'an sudah ada sebelum bangsa Yahudi, atau bangsa Yahudi datang terlebih dahulu sebelum kelompok Kan’an.

Makanya, sampai kiamat PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) tidak bisa mendamaikan yang di Palestina dan Israel, karena itu sudah sama-sama keyakinan kitab suci.

Orang Yahudi yang hidup di Irlandia, Inggris, dan Amerika itu orang kaya-kaya, tapi lebih senang hidup di bumi suci karena itu keyakinan agama, padahal tidak pernah damai.

Baca juga: Israel Diserang Virus West Nile Mematikan, Gejalanya Mirip Flu

Makanya, PBB menawarakan supaya menjadi kota bersama, kota Internasional, mereka (Yahudi) harus menjadi ibu kota mereka. "Apa artinya merdeka tanpa Yerussalem."

Orang Islam (di Palestina) mempunyai keyakinan Baiqul Maqdis di Yerussalem. "Apa artinya merdeka tanpa Yerussalem."

Seharusnya selain Yerussalem kalau mau dicaplok-caplok tidak apa-apa, misalnya jalur Gaza. Tapi, yang jadi masalah kan Yerussalem.

Keyakinan orang Islam, Nabi Muhammad pernah shalat sebelum Mi’raj di Yerussalem. Keyakinan orang Yahudi, Yerussalem itu punya kakek-kakek mereka.

Orang Islam dan orang Yahudi itu misanan. Makanya, orang kalau sama misanan (saudara se-kakek/se-nenek) mesti geting (tidak suka) dan tidak cocok. Itu sudah sunnatullah.umm

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru