CILEGON (Realita) Selesai ikuti pengarahan dari Wakil Presiden RI berkaitan Reformasi Birokrasi Tematik dan Peresmian 26 Mall Pelayanan Publik di Istana Wakil Presiden, Senin (5/12/2022), Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian menjumpai Wakil presiden Ma'ruf Amin.
Ke Ma'ruf Amin, Wali Kota Cilegon itu meluapkan perasaan hatinya yang telah lama tersembunyi yakni ingin ajukan tokoh pergerakan Geger Cilegon seperti KH. Wasyid dan KH. Arsyad Thawil jadi pahlawan nasional.KH Arsyad Thawil sendiri sebagai buyut Helldy.
Baca juga: Drama Perobekan Bendera Didaftarkan ke Kharisma Event Nusantara Kemenparekraf RI
Helldy memandang, wapres mempunyai peranan menjadikan beberapa tokoh di tokoh Banten jadi pahlawan nasional. Satu diantaranya yaitu Brigadir Jenderal KH. Syamun.
"Kami bertemu secara eksklusif dengan Pak Wakil presiden, saya berbicara masalah historical Geger Cilegon. Jika pahlawan Geger Cilegon itu kan dibuang ke seluruh Indonesia, terhitung buyut saya di Manado,"ucapnya.
Dari pernyataan Helldy, rupanya Ma'ruf Amin pernah mengunjungi keluarga turunan KH.Arsyad Thowil dan sholat di Masjid KH. Arsyad Thawil di Manado, Sulawesi Utara.
"Beliau (Ma'ruf Amin) katakan masih tetap ada kekerabatan dengan keluarga KH. Arsyad Thawil. Pokoknya beliau mempersilahkan diajukan," ucapnya.
Masih cerita wali kota, saat dirinya berkomunikasi dengan wakil presiden, pembicaraan mereka umumnya gunakan bahasa wilayah bebasan alias bahasa alus Jawa Serang.Ia, akui bangga dan senang mempunyai wapres asli wong Banten.
Baca juga: Samarinda Siap Duplikasi Pengolahan Sampah di Kota Cilegon tanpa APBD
"Dan beliau menerima kami dalam rencana menceritakan mengenai gagasan usulan Cilegon mengajukan pahlawan nasional," terangnya.
Dalam kesempatan itu, Wakil presiden bertanya mengapa usulan gelar pahlawan nasional ke tokoh Geger Cilegon tidak dilaksanakan dari Manado, sebagai lokasi dibuangnya beberapa tokoh itu, Helldy menerangkan jika keluarganya di Manado sudah sejak puluhan tahun yang lalu mengajukan tapi belum berhasil.
"Pokoknya beliau benar-benar mensupport mendorong kepahlawanan dari Banten," katanya.
Baca juga: Rekor Pemerintahan Jokowi Dalam 8 Tahun, dari Korupsi Terbesar hingga Raja Hutang
KH. Arsyad Thawil ialah ulama sekalian tokoh penggerak dalam Perang Cilegon pada 1888 bersama KH. Wasyid, KH. Tubagus Ismail, dan pejuang. Sesudah perang itu, KH. Arsyad Thawil dibuang ke Manado.
Dalam insiden Geger Cilegon, rupanya bukan hanya KH Arsyad Thawil saja yang dibuang oleh Belanda, dalam buku Pemberontakan Petani Banten 1888 karya Sartono Kartodirdjo di Apendix IX Daftar Orang-orang yang Dibuang, halaman 383 tercantum 94 orang yang dari beragam daerah seperti Beji,Terate Udik, Temuputih dan tempat yang lain disekitaran daerah Cilegon dan Serang dibuang.
Dalam tabel itu, beberapa pejuang di buang ke sejumlah tempat di daerah timur Indonesia, seperti ke Tondano, Gorontalo,Kema, Selayar,Padang Banda dan daerah yang lain di Indonesia.Fauzi
Editor : Redaksi