MOSKOW- Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan bahwa Moskow akan mempertimbangkan kemampuan AS, Inggris, dan Prancis, untuk secara bersama melakukan serangan nuklir ke Moskow, guna memutuskan nasib perjanjian New START.
Berbicara dalam sebuah pertemuan di Klub Diskusi Valdai di Moskow, Rabu (22/3/2023), Ryabkov mengatakan ketiga negara NATO itu telah membentuk ‘front bersatu’ menentang Rusia dengan tujuan ‘menimbulkan kekalahan strategis’ kepada negara tersebut.
Baca juga: Pabrik Senjata di Moskow Meledak, 35 Orang jadi Korban
Ia memperkirakan ketiga negara itu bisa saja melakukan serangan nuklir bersama ke Rusia.
“Pada situasi saat ini, kami akan mempertimbangkan bahwa negara-negara ini kemungkinan bergabung menggunakan kemampuan nuklir mereka untuk menyerang Rusia,” kata Ryabkov
Baca juga: Kantornya Diserang Dua Drone, Putin Berhasil Menyelamatkan Diri
Ryabkoy mengatakan bahwa Rusia tak akan mundur dari keputusannya untuk menangguhkan partisipasinya dalam New Strategic Arms Reduction Treaty (New START) atau Perjanjian Perlucutan Senjata Nuklir, bahkan jika kekhawatiran Rusia dipertimbangkan karena bantuan AS ke Ukraina dalam serangannya ke fasilitas strategis Rusia sangat ‘jelas’ dan lokasi militer ini ditunjukkan dalam perjanjian START.
Presiden Vladimir Putin pada Februari telah menandatangani UU yang menangguhkan partisipasi Rusia dalam satu-satunya perjanjian pengendalian senjata yang tersisa dengan AS.
Baca juga: Kota Kherson Diserang Rusia, 21 Tewas
Ia mengatakan Moskow menunda perjanjian New START karena keterlibatan Washington yang lebih jauh dalam perang Ukraina.
Ditandatangani pada 2010 dan diperpanjang pada 2021 untuk lima tahun berikutnya, perjanjian itu bertujuan mengendalikan dan mengurangi kekuatan nuklir strategis yang digunakan AS dan Rusia.in
Editor : Redaksi