JAKARTA- Berbagai jenis penipuan daring atau penipuan lewat internet, belakangan sering terjadi.
Termasuk modus penipuan lowongan kerja melalui platform LinkedIn, di mana para pengguna yang tidak berhati-hati bisa menjadi korban serangan phishing.
Baca juga: Lagi, Hakim PN Surabaya Jatuhkan Vonis Bebas, Kali Ini Timotius Wijaya Perkara Penipuan Rp 10,5 M
Mikael Dewabrata, seorang pengguna platform X (sebelumnya Twitter), dan juga akun HR.D Bacot, telah berbagi pengalaman hampir menjadi korban penipuan phishing melalui tawaran pekerjaan palsu di LinkedIn dalam sebuah utas yang menjadi perhatian luas.
Mikael menceritakan bagaimana ia menerima tawaran pekerjaan dari dua merek ternama, Fendi dan L'Oreal.
Tawaran tersebut tidak hanya sesuai dengan posisinya, tetapi juga menjanjikan gaji yang sangat menggiurkan.
Namun, ternyata tawaran tersebut hanya palsu dan tidak memiliki hubungan dengan merek asli Fendi dan L'Oreal.
"Tawaran ini awalnya sangat meyakinkan dan menggiurkan. Menawarkan posisi di perusahaan sebesar L'Oreal dengan gaji tahunan yang besar," katanya.
Namun, saat oknum rekruiter yang tidak jujur memanfaatkan nama L'Oreal membagikan berkas dengan rincian pekerjaan dan kampanye produk, berkas tersebut diunggah dalam format Zip ke iCloud.
Mikael menjadi curiga saat membuka folder Zip tersebut dan menemukan file gambar PNG yang hanya menampilkan produk, serta dua file lain dengan ekstensi .exe
Merasa curiga, Mikael menolak membuka file tersebut.
Setelah melakukan pengecekan lebih lanjut, ia menemukan bahwa file tersebut adalah jenis malware Trojan:Win32/Sabsik.TE.B!ml yang bisa mencuri kata sandi, informasi kartu kredit, dan data sensitif lainnya.
Baca juga: Nipu Rp 4,8 Miliar, Indah Catur Menangis Dituntut 3 Tahun Penjara
Meskipun Mikael menolak tawaran pekerjaan tersebut, penipu tersebut tetap meminta agar ia membuka file .exe yang ada dalam folder tersebut.
Mikael juga mencoba meminta berkas yang sah, namun permintaannya diabaikan.
Mikael menyadari bahwa penipu tersebut menggunakan akun orang lain yang telah di-hack.
Ia memberi peringatan kepada pengguna LinkedIn lainnya agar selalu waspada terhadap tawaran pekerjaan.
Terutama jika datang dengan janji gaji yang terlalu tinggi dan tidak masuk akal.
Baca juga: Jaksa dan Hakim Kompak Hukum Ringan Wang Suwandi Terdakwa Penipuan Rp 1 Miliar
LinkedIn sendiri telah memberikan beberapa ciri tawaran pekerjaan palsu dalam pesan penipuan.
Seperti penawaran yang terlalu muluk, kesalahan ejaan dan tata bahasa dalam penulisan, pesan yang tidak langsung ditujukan kepada penerima, penggunaan email dan website yang mencurigakan.
Bentuk lain dari penipuan tawaran kerja dapat melibatkan pembayaran uang di muka.
Penipu sering meminta korban untuk mentransfer sejumlah uang di muka dengan imbalan klaim bahwa mereka akan mendapatkan jumlah yang lebih besar.
Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap orang untuk selalu berhati-hati dan berwaspada terhadap modus penipuan daring seperti ini.kl
Editor : Redaksi