PONOROGO (Realita)- Langkanya Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar bersubsidi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Ponorogo, membuat Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro (Disperdagkum) Ponorogo bergerak cepat mengungkap pemicu kelangkaan.
Dari hasil investigasi yang dilakukan Disperdagkum di lapangan tercatat, dari hasil realisasi year to date (YTD ) hingga tanggal 27 Agustus 2023 lalu, solar subsidi di Kabupaten Ponorogo telah terealisasi 25.672 Kilo liter ( KL ). Dibandingkan jumlah kuota realisasi solar subsidi tahun 2023 mencapai 35.229 KL, angka realisasi BBM subsidi ini tersisa 9.557 KL. Dengan rata-rata konsumsi per bulan 3.169 KL.
Baca juga: Gudang Penimbunan BBM Subsidi Bio Solar di Lamongan, Digerebek Polisi
" Secara keseluruhan stok Solar Subsidi di Ponorogo masih aman. Karena masih ada sisa stok 9.557 KL. Hanya sisa stok ini bertahan hingga pertengahan November mendatang," ujar Plt Kepala Disperdagkum Ponorogo Ringga Dwi Heri Irawan, Rabu (30/08/2023).
Ringga merinci, prediski habisnya stok biosolar di Bulan November bila selama kurun waktu September, Oktober, November dan Desember konsumsi biosolar setiap bulannya dirata-rata mencapai 3.650 KL.
" Jadi kalau rata-rata per bulan itu konsumsi biosolar itu 3.650 KL, jika angka itu dikalikan 4 bulan maka kebutuhan yang harus tersedia mencapai 14.600 KL," rincinya.
Baca juga: Subdit Tipidter Polda Jatim Ungkap Sindikat Solar Subsidi Modus Modifikasi Truk
Ringga mengungkapkan, fenomena antrian panjang solar subsidi, akibat sejumlah stok solar yang ada di SPBU tersebut mulai menipis. Dari data yang dihimpun pihaknya, ada 3 SPBU yang mengalami stok solar menipis. Antara lain, SPBU Desa Madusari Kecamatan Siman, SPBU Desa Bangunrejo Kecamatan Sukorejo, dan SPBU Desa/Kecamatan Babadan.
" Jadi tiga SPBU ini memang stok biosolarnya menipis. Sehingga terjadi penumpukan antrian petani yang ingin membeli solar untuk diesel sawah," ungkapnya.
Baca juga: Terlibat Penyalahgunaan BBM Subsidi, 2 SPBU di Madiun Disanksi
Untuk mengatasi kelangkaan Solar, dan kehabisan stok pada bulan November. Pihaknya telah mengajukan tambahan kouta ke Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi ( BPH Migas).
" Saat ini kami sudah mengajukan permohonan tambahan kouta. Agar stok biosolar di Ponorogo aman, dan tidak terjadi kelangkaan," pungkasnya. znl
Editor : Redaksi