GAZA – Israel mengatakan pihaknya telah menjatuhkan 6.000 bom berbobot 4.000 ton di Gaza dalam enam hari terakhir, menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Dilansir dari Aljazeera, Jumat (13/10), para pejabat di Gaza mengatakan korban tewas termasuk 447 anak-anak, 248 wanita dan 10 petugas kesehatan. Lebih dari 150 orang tewas pada hari Kamis saja.
Baca juga: KTT Luar Biasa Arab-Islam Kecam Kejahatan Israel dan Dukung Kedaulatan Palestina
Seluruh lingkungan di Gaza – yang dihuni oleh 2,3 juta orang, setengah dari mereka adalah anak-anak – telah hancur akibat pemboman yang terus-menerus, memaksa 338.000 warga Palestina meninggalkan rumah mereka dan berlindung.
Jumlah korban tewas di Tepi Barat yang diduduki juga meningkat menjadi 31 orang sementara lebih dari 600 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Di pihak Israel, setidaknya 1.300 orang telah terbunuh sejak kelompok bersenjata Palestina Hamas menyerang Israel selatan dan menawan sedikitnya 100 orang pada hari Sabtu (7/10).
Baca juga: Setahun Hancurkan Gaza, Teroris Israel Habiskan Duit Rp 412 Triliun
Israel telah melakukan pengepungan total terhadap Gaza, memutus akses terhadap makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar, ketika pasukannya bersiap menghadapi kemungkinan serangan darat.
Kantor kemanusiaan PBB mengatakan pemboman Israel di Gaza telah meratakan lebih dari 1.000 rumah sejak Sabtu, sementara 560 unit rumah lainnya rusak parah dan tidak dapat dihuni.
Lebih dari 12.600 rumah mengalami kerusakan akibat serangan udara Israel, kata badan tersebut, yang disebut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
Baca juga: Teroris Israel Serang Masjid di Jalur Gaza, 18 Orang Tewas
Dikatakan bahwa berkurangnya pasokan air karena Israel memperketat pengepungannya di Jalur Gaza telah mengakibatkan kekurangan air yang parah bagi lebih dari 650.000 orang.
Sistem pembuangan limbah telah dihancurkan, tambah OCHA, sehingga membuang air limbah yang berbau busuk ke jalan-jalan dan menimbulkan bahaya kesehatan.
Serangan udara Israel telah membuat kuburan di Gaza berbahaya untuk dijangkau sehingga keluarga yang berkabung menguburkan jenazah mereka di kuburan informal yang digali di lahan kosong, kata laporan.mr
Editor : Redaksi