MANGGARAI NTT (Realita)- Bupati Manggarai Nusa tenggara timur, Herybertus G.L Nabit, S.E, M.A melakukan kunjungan ke tempat pembakaran sampah medis (Incinerator) yang berlokasi di Pustu Carep kelurahan carep kecamatan Langke Rembong kabupaten Manggarai, Kamis (22/07/2021).
Turut mendampingi, Plt. Kepala dinas kabupaten Manggarai Nobertus Burhanus, kabid kesehatan masyarakat Maria Yasinta Aso, kepala puskesmas kota Ruteng Willy Tan Baak serta kabag protokol dan komunikasi pimpinan (prokopim) Setda kabupaten Manggarai, Lodovikus D. Moa.
Baca juga: Manggarai, Satu dari 129 Daerah di Indonesia yang Masuk Kategori Zona Merah
Tiba di lokasi, Hery Nabit langsung menuju lokasi mesin pembakar sampah medis tersebut sembari mendengar penjelasan dari kabid kesehatan masyarakat dinas kesehatan kabupaten Manggarai dan kepala puskesmas kota serta petugas yang mengoperasikan mesin incinerator tersebut.
Dalam kesempatan itu Hery Nabit mendapatkan berbagai penjelasan baik terkait system kerja mesin maupun volume sampah yang dibakar dalam sehari. Tidak hanya itu, Hery Nabit juga mendapat keluhan terkait belum adanya tempat penampung abu sisa pembakaran sampah medis tersebut.
Usai menyaksikan langsung proses pembakaran sampah pada mesin incinerator tersebut, Hery Nabit berkesempatan berdialog dengan para tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di Pustu carep yang merupakan wilayah kerja puskesmas kota Ruteng kecamatan Langke Rembong.
Kepada awak media Hery Nabit mengatakan bahwa kunjungan tersebut untuk melihat langsung incinerator yang merupakan mesin pembakar sampah medis dari seluruh puskesmas di kabupaten Manggarai tersebut.
“Kunjungan hari ini adalah untuk melihat incinerator ini, incinerator ini adalah mesin pembakar sampah sampah medis hasil dari Pustu Pustu puskesmas kota, puskesmas La’o dan semua puskesmas di kabupaten Manggarai,” ungkap Hery Nabit.
Hery Nabit menjelaskan, incinerator di pustu carep tersebut adalah salah satu incinerator di kabupaten Manggarai selain yang dimiliki Rumah sakit dr. Ben Mboy Ruteng namun incinerator yang ada di Rumah sakit dr. Ben Mboi tersebut tambahnya, hanya untuk membakar sampah medis Rumah sakit itu saja.
Mengenai pengambilan sampah medis ke setiap fasilitas kesehatan Pustu dan puskesmas, Hery Nabit menjelaskan bahwa mekanisme dan penjadwalan pengambilan sampah tersebut dilakukan dinas kesehatan kabupaten Manggarai.
Baca juga: Sejumlah Desa di Manggarai NTT Masuk Zona Merah
Sementara itu terkait keluhan belum adanya tempat penampungan abu sisa pembakaran sampah medis tersebut, Hery Nabit menyarankan agar sementara waktu gunakan alat seadanya seperti karung dan lainnya sambil dicarikan solusinya.
Saat berdialog dengan para nakes yang bertugas di Pustu Carep, Hery Nabit mendapat keluhan dan masukan yang diungkapkan salah seorang bidan, Maria Yuliati Wati.
Yuliati mengatakan saat ini Pustu carep kewalahan melayani pasien melahirkan sebab tenaga bidan kurang, hanya 7 orang saja, sementara wilayah tugas mereka cukup luas yaitu 3 kelurahan dan jumlah pasien melahirkan begitu banyak. Akibatnya pasien yang hendak melahirkan harus dilarikan ke Puskesmas kota di Ruteng, karena itu Yuliati meminta agar ada penambahan tenaga bidan yang berstatus PNS.
Selain soal kekurangan tenaga bidan, Yuliaty juga mengeluh terkait rendahnya honor tenaga kesehatan (nakes) swasta di Pustu Carep yang saat ini hanya sebesar Rp. 600.000 (enam ratus ribu rupiah) saja per bulan, sementara mereka harus melayani masyarakat untuk 3 kelurahan tanpa mengenal waktu baik siang maupun malam untuk melayani pasien.
Baca juga: Kasus Covid 19 di Manggarai Melonjak Naik
Kepada Bupati Hery Nabit, Yuliati meminta agar Pemerintah kabupaten Manggarai dapat mempertimbangkan untuk menaikkan honor mereka.
Terkait kekurangan tenaga bidan, Hery Nabit memerintahkan Plt. Kepala dinas kabupaten Manggarai.
Sementara terkait permintaan kenaikan honor, Bupati Hery Nabit tidak menjawab secara pasti. Namun dirinya mengatakan bahwa mudah mudahan tahun depan permintaan itu bisa direalisasi.
“mudah mudahan tahun depan kita bisa atur sedikit supaya saya tidak hanya perhatikan guru saja” ungkapnya.PaulNabang
Editor : Redaksi