MADIUN (Realita) – The Republic Institute (TRI) merilis hasil survei Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Madiun yang akan digelar November mendatang. Sejumlah nama mencuat. Namun, mantan Wali Kota Madiun periode 2019-2024, Maidi masih unggul dibanding nama-nama lainnya.
Peneliti Utama TRI, Dr. Sufyanto, S.Ag., M.Si mengatakan, survei dilakukan April hingga 11 Mei 2024 dengan metode wawancara langsung ke 800 responden yang tersebar di tiga kecamatan. Dengan margin of error sebesar 3,2 persen.
Baca juga: Survei Terbaru: Madiun Kuasai Medan, Bonus Turun, Dadi Naik
“Jenis penelitian yang kami lakukan adalah berbentuk survei, dengan teknik pengambilan sampel adalah multistage random sampling,” katanya, Selasa (14/5/2024).
Sufyanto menjelaskan, dari hasil penelitiannya menemukan bahwa menjelang Pilkada banyak isu politik yang sangat diperhatikan masyarakat dan menuntut segera ada perbaikan secepatnya. Isu politik itu meliputi seputar bahan pokok masih menjadi perhatian masyarakat sebanyak 40,8 persen. Kemudian harga BBM yang dianggap tinggi berada di posisi kedua dengan nilai 19,5 persen, sulitnya mencari pekerjaan diangka 12,8 persen. Dan kemudahan pinjaman bagi UMKM sebesar 9,5% persen.
“Sementara, penilaian untuk hal lain seperti pemerataan bantuan secara adil, hingga pemberantasan korupsi mendapatkan penialaian sangat kecil,” ujarnya.
Untuk mengatasi persoalan yang dihadapi tersebut, lanjut Sufyanto, ternyata mayoritas masyarakat Kota Madiun masih mempercayakan kepempinan pada Maidi dan tidak ingin ada perubahan. Temuan riset TRI pada awal bulan Mei menunjukkan masyarakat yang berharap kelanjutan kepemimpinan Maidi sebesar 75 persen. Sementara itu yang berharap ada perubahan kepemimpinan hanya 13 persen. Sisanya menjawab tidak tahu.
“Riset ini bersifat independen dan transparan guna mengukur isu-isu yang mengiringi Pilkada dan mengukur seberapa besar tingkat popularitas dan elektabilitas dari masing-masing calon kandidat pemimpin politik,” ujarnya.
Popularitas dan Elektabilitas
Untuk melihat posisi popularitas tokoh, tampak sekali bagi sebagian tokoh yang memiliki jabatan di pemerintahan ataupun parlemen. Selain itu juga terlihat tokoh politik pada saat Pilkada 2018 lalu. Tetapi Maidi masih saja unggul dibandingkan nama-nama lainnya.
“Secara keseluruhan masyarakat Kota Madiun mengenal pak Maidi. Angkanya sampai 100 persen,” tutur Sufyanto.
Diurutan kedua, kepopuleran mantan Wakil Wali Kota Madiun, Inda Raya AMS sebesar 98 persen. Disusul mantan calon Wali Kota Madiun 2018, Harryadin Mahardika sebesar 85 persen. Lalu Ketua DPRD Kota Madiun, Andi Raya BMS 70,5 persen.
Kemudian politisi Perindo, Andro Rohmana sebesar 68,8 persen. Diurutan keenam Wakil Ketua DPRD Kota Madiun, Armaya kepopulerannya sebesar 67 persen. Lalu Sekda Kota Madiun, Soeko Dwi Handiarto 58,5 persen. Dilanjutkan Bonie Laksmana merupakan anak mantan Wali Kota Madiun 2009-2014 dan 2014-2019, Bambang Irianto sebesar 56 persen. Disusul Ketua DPD Golkar Kota Madiun, Bagus Rizki Dinarwan 55 persen. Serta Ketua DPD PSI Kota Madiun, Bagus Panuntun sebesar 54,3 persen.
“Dari data tersebut nampak bahwa Maidi dan Inda Raya selaku incumben mendominasi popularitasnya dari pada tokoh yang lainnya,” terangnya.
Baca juga: Masyarakat Ingin Maidi Lanjutkan Pembangunan Kota Madiun
“Sementara itu, bila dilihat dari nilai kesukaan atau liketabilitas masyarakat kepada calon tertinggi, kesukaan kepada Maidi 87,5 persen,” tambahnya.
Untuk tingkat keterpilihan atau elektabilitas, masih kata Sufyanto, masyarakat menempatkan pilihannya kepada Maidi diangka 74,4 persen. Kemudian Inda Raya (4 persen), Bagus Rizki Dinarwan (3,8 persen), Harryadin Mahardika (2,2 persen), Bonie Laksamana (2,2 persen), Armaya (1,3 persen).
“Lainnya masih dibawah satu persen. Sedangkan masyarakat yang belum menentukan pilihan sebesar 10,3 persen,” tuturnya.
Secara keseluruhan, tutur Sufyanto, masyarakat Kota Madiun mengenal Maidi dengan prestasi-prestasinya saat menjabat Wali Kota Madiun, baik dalam pembangunan hingga perbaikan birokrasi yang ramah bagi masyarakat. Program yang dijalankan tidak tersentral dalam satu atau dua kawasan saja, karena jika hanya mementingkan satu kawasan saja nilai elektabilitas Maidi akan terlihat perbedaan yang signifikan. Akan tetapi karena pemerataan yang dilakukannya membuat sebaran elektabilitasnya juga tidak berada pada nilai yang berbeda jauh.
“Data kami menunjukkan bahwa sebaran elektabilitas pak Maidi berdasarkan kecamatan misalnya. Di Kecamatan Manguharjo nilainya diangka 70,6 persen, Kartoharjo 73,3 persen dan tertinggi di Kecamatan Taman dengan nilai 81,5 persen,” jlentrehnya.
Jika dikerucutkan lagi dari kalangan pemilih berdasarkan usia, Maidi mendapatkan dukungan yang merata dan cukup tinggi. Pada usia pemilih pemula misalnya, angka elektabilitas Maidi sebesar 76,7 persen. Diikuti usia 20-29 tahun 69,1 persen, 30-39 tahun 76,1 persen, 40-49 tahun 80,5 persen, 50-59 tahun 76,9 persen, dan usia 60 tahun lebih sebesar 77,5 persen.
Elektabilitas Maidi di Tingkat Ormas dan Parpol
Baca juga: MAKI: Integritas Anti Korupsi Maidi Tidak Perlu Diragukan Lagi
Penerimaan masyarakat terhadap Maidi cukup tinggi, dan dinilai oleh para stakeholder cocok sebagai bakal calon Wali Kota. Sebagaimana dari kalangan organisasi Nahdlatul Ulama (NU), Maidi mendapatkan nilai pilihan 70,6 persen, dari kalangan Muhammadiyah sebesar 72,9% persen. Kemudian dari organisasi Agama Protestan–Katolik sebesar 83,3 persen, organisasi Agama Hindu sebesar 75 persen.
“Sedangkan orang yang tidak mengindentifikasi pada suatu ormas tertentu sebesar 60,6 persen,” kata Sufyanto.
Hampir sama dengan pilihan masyarakat yang berafiliasi ormas, dari masyarakat yang memilih partai politik juga mendominasi pilihan kepada Maidi. Dari semua pemilih partai politik yang berada pada parlemen di Kota Madiun, yang memilih Maidi dari pemilih PKB sebanyak 60,4 persen. Diikuti Gerindra 73,9 persen, PDIP 52,6 persen, Golkar 63,2 persen, NasDem 74 persen, PKS 45,9 persen, Demokrat 85 persen, PSI 70 persen, dan Perindo 60 persen.
Kepuasan Publik Terhadap Kinerja Walikota Madiun
Melihat elektabilitas Maidi, tampaknya masih menjadi tokoh yang paling dominan. Angka itu disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai Maidi yang dianggap masyarakat Kota Madiun memiliki kinerja memuaskan dan terlihat nyata. Beberapa progam yang terlihat nyata dikalangan masyarakat diantaranya adalah program kawasan jalan Pahlawan atau Pahlawan Street Center (PSC), fasilitas ribuan titik WiFi gratis, hingga pemberian fasilitas bagi anak sekolah berupa laptop gratis.
“Program yang dibuat di era Wali Kota Maidi menunjukkan kepuasan publik dengan nilai 84,6 persen di bulan Desember 2023 dan meningkat di bulan Mei 2024 sebesar 87 persen,” terang Sufyanto. adi
Editor : Redaksi