MAKKAH- Otoritas Arab Saudi memperingatkan jemaah haji perihal potensi cuaca panas ekstrem yang bisa mencapai hingga 44 derajat Celsius saat puncak ibadah haji 2024.
Ibadah haji di Saudi akan dimulai pada 14 Juni. Ibadah ini merupakan salah satu rukun Islam dan harus dilaksanakan setidaknya satu kali bagi yang mampu, secara ekonomi hingga kesehatan.
Baca juga: RI "Mendidih" Dihantam Cuaca Panas Ekstrim, Begini Penjelasan BMKG
Kepala Badan Meteorologi Nasional Saudi, Ayman Ghulam, memprediksi kemungkinan akan ada kenaikan suhu dari situasi normal.
"Perkiraan musim haji tahun ini akan menyaksikan kenaikan suhu rata-rata satu setengah hingga dua derajat dari suhu normal di Mekkah dan Madinah," kata Ghulam seperti dikutip AFP, Jumat (7/6/2024).
"Perkiraan itu menunjukkan kelembaban relatif 25 persen, tingkat hujan mendekati nol, suhu maksimum rata-rata 44 derajat Celsius," lanjutnya.
Untuk mengatasi cuaca panas ekstrem itu, Saudi menyediakan air dengan jumlah cukup guna memenuhi kebutuhan para jemaah.
Jemaah Haji 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah, Ini Rekomendasi Perdokhi
Ghulam juga menyebut pihak berwenang Saudi menyediakan tenda yang dilengkapi dengan pendingin udara untuk mengurangi rasa panas.
Otoritas Saudi juga mengimbau agar pelaksanaan salat Jumat beserta khotbah selama musim haji dipersingkat mengingat panas ekstrem belakangan.
Ketua Urusan Keagamaan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Abdurrahman as-Sudais, telah memberikan arahan ini kepada para imam dan khatib di Dua Masjid Suci alias Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Baca juga: Cuaca Ekstrim, Pemandian Air Panas Cangar Sementara Ditutup
"Kepada yang terhormat para imam dan khatib di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi agar mempersingkat khutbah dan salat Jumat pada hari-hari Jumat di musim haji ini. Demikian itu, karena melihat jumlah tamu Allah yang hadir di Dua Masjid Suci ini yang mencapai jutaan jiwa," demikian keterangan resmi otoritas Saudi, Jumat.
Pengumuman ini juga dikeluarkan lantaran mempertimbangkan jemaah yang salat di pelataran tawaf, lantai atap, dan halaman.
"Ini merupakan bagian dari kemudahan, keringanan dan membendung kesulitan terhadap jamaah haji yang hadir di Baitullah dan shalat jumat di Dua Masjid Suci ini," demikian keterangan Saudi.
Selain itu, As-Sudais juga mengarahkan para imam di kedua Masjid Suci untuk meringankan jemaah dengan mengurangi jumlah bacaan Al-Quran dan memperpendek waktu antara azan dan iqamah selama musim haji.
Baca juga: Cuaca Panas saat Jambore Pramuka Dunia di Korsel, Kontingen Indonesia Baik-Baik Saja
Hal ini memperhatikan banyaknya jemaah haji yang datang, termasuk yang lemah dan lanjut usia, serta untuk mengatasi kepadatan yang terjadi.
Pada musim haji tahun lalu, para jemaah juga mengalami cuaca ekstrem.
Menurut data pemerintah Saudi, suhu tahun lalu saat musim haji mencapai 48 derajat Celsius. Imbas gelombang panas ini, sekitar 2.000 orang mengalami heatstroke.
Namun, jumlah kasus jemaah yang mengalami heatstroke diduga lebih tinggi. Banyak penderita yang tak dirawat di rumah sakit atau klinik sehingga mereka tak tercatat data resmi.ik
Editor : Redaksi