PONOROGO (Realita)- Bencana kekeringan mulai melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Ponorogo. Bahkan, akibat minimnya asupan air bersih di wilayah ini, warga terpaksa mengkonsumsi air keruh.
Seperti yang terjadi di lingkungan Magersari, Dusun Sukun, Desa Sidoharjo Kecamatan Pulung ini misalnya, sudah 3 bulan lamanya 13 Kepala Keluarga ( KK) yang ada di wilayah ini kesulitan air bersih, akibat tidak adanya hujan.
Baca juga: Untuk Atasi Kelangkaan Air, Warga Desa Kalian Usulkan Tandon Air
Alhasil, untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari warga yang tinggal di kawasan hutan milik Perhutani petak 40b, BKPH Sukun RPH Sukun ini terpaksa menggunakan air keruh yang diambil dari sebuah sumur dari sumber air sungai. Ironisnya, untuk mengambil air ini warga harus berjalan 100 meter dari rumah. Pun warga harus rela mengantri, lantaran sumur resapan ini menjadi satu-satunya penyedia air di wilayah ini.
Salah satu warga Marten, mengatakan di lingkungan yang dihuni 33 jiwa ini sebenarnya terdapat sumur pompa, namun bila musim kemarau sumber air di dasar sumur mengering. Parahnya, mesin pompa pun rusak sehingga bila ingin mengambil air harus menggunakan timba dan tali.
" Sehingga membuat warga terpaksa harus menggunakan air sungai untuk keperluan mandi atau bahkan memasak," ujarnya, Senin (29/07/2024).
Marten mengaku, sebelum dikonsumsi air yang diperoleh warga dari sumur resapan ini, sebelumnya direndam seminggu. Selain untuk membuat air jernih, hal itu untuk mengurangi kadar kapur yang terkandung di dalam air.
Baca juga: PT. Pelindo Berkomitmen Mewujudkan Air Bersih dan Sanitasi Regional 2023
" Harus direndam dulu, setelah itu direbus, kemudian direndam lagi. Merendam airnya kadang sampai satu minggu, kalau tidak begitu airnya bercampur kapur,” akunya.
Sementara itu, Ketua RT setempat, Nurhadi, mengungkapkan, kondisi yang terjadi di wilayah ini, sebelumnya telah dilaporkan ke BPBD Ponorogo. Pihaknya pun meminta agar BPBD segera melakukan droping air bersih.
“Kemarin sudah melayangkan surat ke pihak desa untuk meminta droping air bersih dari BPBD,” ujarnya.
Baca juga: Kolaborasi Politeknik dan Pemerintah Atasi Kekeringan di Kramatwatu
Nurhadi membeberkan, kesulitan air bersih di Magersari telah terjadi setiap musim kemarau datang. Ironisnya hingga kini, upaya pengeboran sumur dalam guna menjaga ketersediaan air bersih di wilayah ini gagal dilakukan, lantaran kontur tanah yang berbatu dan minimnya sumber air.
" Ini membuat warga lingkungan Magersari setiap tahunnya hanya bisa mengandalkan air sungai maupun bantuan droping air dari BPBD maupun para donatur yang memberikan bantuan air bersih," pungkasnya. znl
Editor : Redaksi