WASHINGTON- Donald Trump berhasil memenangkan pemilihan umum (Pemilu) Amerika Serikat (AS) yang diselenggarakan Selasa, 5 November 2024. Kemenangan ini dipastikan setelah Trump berhasil melewati ambang batas kemenangan di level 270 Electoral Vote melawan pesaingnya dari Partai Demokrat, Kamala Harris.
Kemenangan Trump ini membalikkan hasil dari beberapa lembaga survei yang mengunggulkan Kamala. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan mengapa calon yang pernah menjadi Presiden pada 2017-2021 itu kembali menang saat ini.
Baca juga: Timur Tengah Tagih Janji Trump Hentikan Agresi Israel di Gaza dan Libanon
Trump mengakui bahwa kelompok Muslim merupakan salah satu unsur yang mendukungnya hingga kembali menang sebagai presiden ke-47 AS.
"Mereka datang dari seluruh penjuru, serikat, non-serikat, Afrika Amerika, Hispanik Amerika, Asia Amerika, Arab Amerika, Muslim Amerika. Kami memiliki semua orang. Dan itu indah," ujarnya.
Aktivis Arab di Dearborn, Michigan, Adam Abusalah, mengatakan bahwa Trump menang dalam komunitasnya karena Kamala, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden era Presiden Joe Biden, mengabaikan seruan kelompok itu untuk mempertimbangkan kembali dukungan tanpa syarat terhadap Israel.
Merujuk Associated Press (AP), Michigan adalah satu satu negara yang memiliki banyak warga Muslim, dan menjadi negara penentu kemenangan pemilu AS, swing states.
Baca juga: Kemenangan Donald Trump Kabar Buruk Bagi Perjuangan Kemerdekaan Palestina
"Genosida adalah politik yang buruk," kata salah satu aktivis.
Kamala, menurutnya, terus menegaskan apa yang disebutnya sebagai "hak Israel untuk mempertahankan diri". Padahal terjadi kekejaman brutal di Gaza dan Lebanon.
"Salah satu alasan Harris kalah adalah keputusannya untuk memihak Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dengan mengorbankan basis Demokrat, Arab dan Muslim Amerika serta kaum muda dan kaum progresif," tambah aktivis Adam Abusalah.
Baca juga: Timur Tengah Tagih Janji Trump Akhiri Perang di Gaza dan Libanon
"Itu bukan salah kami. Mereka tidak bisa menjelek-jelekkan komunitas kami," ujarnya lagi.
Seorang konsultan politik Amerika keturunan Lebanon di wilayah Detroit, Hussein mengaku sebenarnya tak mengetahui apa arti kepresidenan Trump bagi warga Arab dan Muslim Amerika serta negara secara keseluruhan. Namun ia berharap sesuatu yang baik.
"Saya harap itu sesuatu yang baik. Saya berharap negara ini bisa bersatu. Saya berharap Partai Demokrat sadar," kata Dabajeh.nn
Editor : Redaksi